Indonesia Perlu Agresif Cetak Talenta Digital Sambut Bonus Demografi

Fahmi Ahmad Burhan
2 Maret 2022, 16:14
digital
ANTARA FOTO/Septianda Perdana/wsj.
Sejumlah remaja memegang ponsel mereka masing-masing di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020).

"Namun, penduduk usia produktif itu harus cepat adaptasi dengan perubahan dan adaptasi keterampilan untuk berkompetisi," kata Executive Director Lazada Indonesia Ferry Kusnowo.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin juga mengatakan bahwa bonus demografi tersebut harus disikapi dengan peningkatan talenta digital. Apabila tidak, maka bonus demografi hanya akan jadi bumerang.

"Keterampilan tenaga kerja yang terbatas akan digeser oleh otomasi," katanya.

Berdasarkan riset bertajuk 'Automation and the future of work in Indonesia' pada 2019 dari McKinsey, otomasi akan membuat 23 juta pekerjaan di Indonesia tergantikan oleh robot pada 2030. Pekerjaan tergantikan terutama terkait dengan aktivitas fisik berulang.

Menurut McKinsey, pekerjaan fisik berulang seperti buruh pabrik, akan paling merasakan dampaknya. Pekerjaan ini diprediksi terotomasi hingga 78%.

Pemrosesan data, terutama terkait keuangan dan asuransi, juga akan tergerus 69%. Selanjutnya, pengumpulan data akan terotomatisasi 64%.

Namun, otomasi akan menambah 27-46 juta pekerjaan baru di Indonesia pada 2030. Pekerjaan baru tersebut diantaranya terkait dengan pengelolaan manusia, penyediaan keahlian khusus, hingga kemampuan interaksi antar instansi.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...