Twitter Dibeli Elon Musk, Otoritas AS Tinjau Risiko Monopoli

Fahmi Ahmad Burhan
6 Mei 2022, 11:53
Twitter, elon musk, akuisisi, amerika serikat, tesla
Reuters
Twitter

Kemudian, muncul masalah konten seperti ujaran kebencian, yang tidak secara eksplisit ilegal, tetapi masih berbahaya. Moderasi konten ini akan longgar dan menjadi lebih umum.

"Tidak mungkin Elon Musk dapat menggunakan platform yang layak untuk kebebasan berekspresi, jika ia tidak memberikan batasan tertentu," kata Pallero dikutip dari Business Insider, bulan lalu (27/4).

Menurut dia, maraknya konten ujaran kebencian akan berdampak pada pengucilan kelompok tertentu. Mereka yang biasanya dari kelompok minoritas bakal merasa dikucilkan dan terpinggirkan dari platform.

Apalagi, Bos Tesla sebelumnya menyatakan bahwa visi setelah membeli Twitter yakni keterbukaan. "Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi,” kata Musk dikutip dari Reuters, Selasa (26/4).

“Twitter memiliki potensi luar biasa. Saya berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan dan pengguna untuk membuka potensi itu,” tambah orang terkaya di dunia versi Forbes tersebut.

Diketahui, pendiri SpaceX tersebut berhasil mencapai kesepakatan untuk membeli saham Twitter senilai Rp 636 triliun pada bulan lalu (25/4). Kesepakatan ini disetujui dengan suara bulat oleh dewan direksi Twitter dan prosesnya diperkirakan selesai tahun ini.

Dewan direksi Twitter setuju menjual saham kepada Elon Musk seharga US$ 54,2 atau Rp 781 ribu per lembar. Harganya setara premi 38% dari harga saham perusahaan sebelum Musk menjadi pemegang saham tunggal terbesar.

"Dewan direksi Twitter telah melakukan proses yang bijaksana dan komprehensif untuk menilai proposal Elon Musk dengan fokus yang disengaja pada nilai, kepastian, serta pembiayaan," kata ketua Dewan Independen Twitter Bret Taylor, dikutip dari CNN Internasional, bulan lalu (26/4).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...