Proyeksi Peretasan & Penipuan 2023, Biayanya Rp78 M per Kebocoran Data

Lenny Septiani
28 Desember 2022, 16:40
kebocoran data, hacker, penipuan online,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data
  • Phising atau mengelabui korban agar mau mengikuti arahan penipu, sehingga pelaku mendapatkan informasi kredensial seperti kode OTP. Serangan phising meningkat 1,3 kali lipat selama Juli – Oktober.
  • Memanfaatkan celah MFA atau Multi-Factor Authentication di platform
  • Email berbahaya
  • Ransomware, rinciannya sebagai berikut:
  1. Komplotan ransomware menambahkan 200 – 300 korban baru tahun ini
  2. Pasar operator ransomware didominasi oleh 4 – 5 pemain
  • Malware. Serangan jenis ini 76% dari keseluruhan serangan email
  • Email spam meningkat 15%

Serangan Siber di Indonesia

Pencurian data diramal akan menjadi tren di Indonesia pada 2023. Tahun ini, peretas (hacker) Bjorka viral setelah mencuri dan menjual miliaran data masyarakat Indonesia, serta melakukan serangan siber kepada sejumlah pejabat.

Selain itu, peretasan situs website dan akun media sosial diprediksi marak menjelang pemilihan umum atau pemilu 2024. Menurutnya, pihak-pihak terkait harus mengantisipasi sejak awal.

“Oleh karena itu, berbagai kebocoran data masih akan banyak terjadi dan bertambah parah. Ini juga bisa terjadi karena adanya persaingan politik baik di internal lembaga atau di atasnya,” kata dia.

Ia menyampaikan, kebocoran data bisa terjadi karena tiga faktor yakni:

  1. Serangan siber atau peretasan
  2. Sistem eror
  3. Faktor manusia, khususnya operator

Oleh karena itu, ia menyarankan beberapa hal di antaranya:

  1. Mengembangkan prinsip-prinsip inti dan standar teknis untuk memastikan tingkat keamanan siber yang konsisten di semua perusahaan yang terlibat
  2. Membuat strategi keamanan siber nasional yang dapat ditindaklanjuti
  3. Meningkatkan prosedur dan regulasi infrastruktur rantai pasokan
  4. Melakukan kerja sama pribadi maupun publik untuk memberikan timbal balik dan kapasitas infrastruktur keamanan siber

“Memang sudah ada UU Perlindungan data Pribadi. Namun masih belum berlaku efektif,” ujar dia.

Biaya Penanganan Kebocoran Data

“Phising dan email berbahaya meningkat 60%. Biaya rata-rata kebocoran data diperkirakan US$ 5 juta tahun depan,” ujar Acronis dalam keterangan pers.

Wakil Direktur Riset Perlindungan Siber Acronis Candid Wüest menyampaikan, pelaku serangan siber terus memperbarui metodenya. “Sekarang dengan menggunakan alat keamanan umum untuk melawan kita, seperti MFA,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Lenny Septiani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...