Perang Amerika – Cina di Luar Angkasa dan AI Mata-mata

Desy Setyowati
7 Maret 2024, 07:00
amerika, cina, ai, satelit,
AFP/NPR
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu sehari sebelum kTT G20 di Bali, Senin (14/11).

Perang Cina dan Amerika di Luar Angkasa

Angkatan Luar Angkasa Amerika terus menyatakan keprihatinannya terhadap kemajuan kemampuan satelit Cina. Utamanya, terkait penempatan satelit pencitraan Tiongkok di orbit geostasioner.

Cina telah mengoperasikan satelit pencitraan optik di Geostationary Earth Orbit atau GEO selama hampir satu dekade. Namun, kemampuan satelit-satelit sebelumnya masih terbatas jika dibandingkan dengan satelit terbaru Tiongkok pada 2023.

Salah satu yang menarik perhatian Angkatan Luar Angkasa Amerika yakni satelit pencitraan optik canggih buatan Cina yang diluncurkan pada Desember, Yaogan-41.

Resolusi satelit Yaogan-41 mencapai 2,5 meter, dengan tingkat ketelitian visual yang memungkinkan Cina mengenali kendaraan, pesawat terbang, dan kapal di wilayah yang luas.

Selain itu, Cina memiliki satelit pencitraan radar aperture sintetis atau SAR berbasis GEO, Ludi Tance-4. Satelit yang dapat melihat di balik awan dan kegelapan.

Jika Ludi Tance-4 digabungkan dengan resolusi optik Yaogan-41, Cina berpotensi memiliki pengawasan visual dan radar yang gigih di wilayah-wilayah penting yang strategis seperti Indo-Pasifik.

Hal itu membuat pejabat Amerika khawatir. Spesialis intelijen di Komando Sistem Luar Angkasa Chief Master Sgt. Ronald Lerch mengatakan, satelit-satelit baru itu membuat kemampuan intelijen berbasis luar angkasa Cina ke tingkat yang lebih baik.

Lerch mengatakan, militer AS memandang Yaogan-41 dan Ludi Tance-4 sebagai lompatan kualitatif dalam kemampuan pelacakan dan penargetan.

Mantan pejabat intelijen AS dan sekarang menjadi peneliti senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional Clayton Swope memperkirakan, Yaogan-41 memungkinkan pengawasan berkelanjutan terhadap Samudra Pasifik dan Hindia, Taiwan, dan daratan Cina.

“Dipasangkan dengan data dari satelit pengawasan Cina lainnya, Yaogan-41 dapat memberi Beijing kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengidentifikasi dan melacak objek seukuran mobil di seluruh kawasan Indo-Pasifik dan membahayakan banyak aset angkatan laut dan udara AS dan sekutu yang beroperasi di wilayah tersebut,” kata Swope dikutip dari Space News.

Meskipun sebagian besar satelit penginderaan jauh beroperasi di orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) untuk mendapatkan akses yang lebih murah dan resolusi yang lebih baik, perlu dicatat bahwa Cina memilih untuk berinvestasi pada GEO yang jauh lebih mahal yang ditempatkan 22.000 mil di atas Bumi.

Menurut Swope, akan sulit mengidentifikasi secara tepat objek-objek kecil dari orbit GEO yang tinggi. Namun jika ada objek tertentu yang menarik, Cina dapat menugaskan satelit yang terbang lebih rendah untuk melihat lebih dekat.

“Potensi masalah bagi militer AS adalah sensor optik seperti Yaogan-41, dalam kondisi tertentu, dapat mendeteksi pesawat siluman yang dirancang agar tidak terdeteksi radar. Jika tidak ada awan, Anda bisa melihat pesawat dengan kemampuan optik,” kata Swope.

Pemerintah Cina mengatakan satelit SAR sebagian besar dirancang untuk penggunaan sipil. Namun, militer AS meragukan klaim tersebut, mengingat kurangnya transparansi seputar aktivitas luar angkasa Tiongkok.

“Ke depan, Pentagon harus mempertimbangkan bahwa Cina mungkin dapat mendeteksi dan melacak pesawat,” kata Swope. “Bahkan yang dirancang untuk menghindari radar.”

Awan mengaburkan sensor ruang angkasa optik, sehingga algoritme AI bisa membuat kesalahan. “Namun kemajuan tanpa henti Cina dapat segera menciptakan kawasan Indo-Pasifik di mana tidak ada tempat untuk bersembunyi,” kata Swope.

Oleh karena itu, ia tidak mengherankan jika pedoman baru Angkatan Darat AS mengenai operasi luar angkasa yang dirilis pada 8 Januari mengakui kemungkinan bahwa pasukan Amerika dan sekutunya akan beroperasi di bawah pengawasan terus-menerus.

Swope memandang memo Angkatan Darat Amerika sebagai hal yang penting, karena menandakan kesadaran yang lebih luas tentang peran luar angkasa dalam semua aspek peperangan.

Meskipun tidak mungkin untuk menyembunyikan aktivitas sepenuhnya dari pengamatan satelit, pasukan AS di lapangan mungkin harus merancang teknik untuk membuat lawan bingung.

Berdasarkan preseden sejarah seperti rencana penipuan D-Day Sekutu selama Perang Dunia II, militer AS dapat menggunakan umpan dan pengalihan perhatian untuk mempersulit interpretasi data satelit dan membedakan aktivitas asli dan aktivitas penipuan, kata Swope.

Para kritikus mungkin menganggap peringatan Angkatan Luar Angkasa mengenai kemajuan Cina di bidang luar angkasa sebagai hal yang mengkhawatirkan. “Namun penting bagi Angkatan Luar Angkasa untuk terus membicarakan hal ini, karena semua cabang angkatan bersenjata akan terkena dampak oleh apa yang terjadi di luar angkasa,” kata Swope.

“Sangat mudah bagi komunitas luar angkasa untuk berbicara satu sama lain,” Swope menambahkan.

Namun pembicaraan itu perlu diperluas ke seluruh Pentagon dan angkatan bersenjata untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi era dominasi luar angkasa berkorelasi dengan superioritas militer.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...