Tambal Defisit Neraca, Pemerintah Akan Buka Impor Gula Mentah
Pemerintah sepakat akan mengimpor gula mentah (raw sugar) untuk menambal defisit neraca gula nasional. Impor itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Mei tahun depan.
Deputi Bidang Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan produksi gula tahun ini diperkirakan hanya bisa mencapai 2,2 juta ton lantaran pabrik gula tak berproduksi hingga Mei 2018 karena ada musim panen.
Sementara itu, konsumsi gula domestik sepanjang 2018 diperkirakan sebesar 2,9 juta ton dan 1,1 juta ton pada Januari -Mei 2019. Musdhalifah mengatakan, impor menjadi pertimbangan karena stok gula di Perum Bulog saat ini hanya sekitar 200 ribu ton, sedangkan stok gula petani masih sebanyak 600 ribu ton.
“Kesepakatannya ada saat Rakortas (Rapat Koodinasi Terbatas), ada kebutuhan konsumen sekitar 1,1 juta ton,” kata Musdhalifah di Menara 165 Jakarta, Kamis (30/3).
(Baca : Pemerintah Buka Impor 1,8 Juta Ton Gula Mentah)
Adapun yang terkait penugasan, mekanisme impor, waktu dan penetapan importir nanti akan diserahkan kepada Kementerian Perdagangan, dengan memperhatikan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 10 Tahun 2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku Dalam Rangka Pembangunan Industri Gula.
Meski begitu, ia juga meminta agar kemendag lebih dahulu mengutamakan pasokan gula dari petani lokal. “Impor boleh, tapi persyaratannya adalah kita harus yakin gula Bulog dan gula petani terjual semua,” ujarnya.
Senada dengan Musdhalifah, Asosiasi Pengusaha Gula Indonesia (APGI) juga menyatakan stok gula nasional sudah mulai menipis. Sehingga, konsumsi gula hingga Mei 2018 bakal dipenuhi dari sisa stok dan produksi tahun tahun lalu yang berakhir pada November dan Desember.