Dibayangi Ancaman Resesi dan Kasus Baru Corona, IHSG Diramal Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari ini Senin (27/7). Menurut analis, indeks diramal bergerak cenderung terbatas dibayangi kekhawatiran investor akan resesi ekonomi di berbagai negara dunia hingga meningkatnya kasus harian Covid-19.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan memperkirakan, IHSG bergerak melemah di kisaran level support atau titik terendah 5.027-5.054 dan resistance alias titik tertinggi 5.177-5.129. Namun, indeks cenderung bergerak ke atas.
Dennis mengatakan, IHSG diprediksi melemah dipicu oleh adanya kekhawatiran investor akan resesi. Seperti diketahui, pandemi corona telah memukul perekonomian sejumlah negara hingga terkontraksi dan masuk ke jurang resesi.
Ekonomi suatu negara secara teknis memasuki fase resesi jika mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Resesi ekonomi akan membuat gelombang PHK, angka pengangguran, dan kemiskinan yang meningkat dan memangkas daya beli masyarakat. Kondisi tersebut juga dikhawatirkan dapat memicu gejolak sosial.
Beberapa negara yang sudah mengalami resesi di antaranya adalah Singapura dan Korea Selatan. Indonesia pun tak terlepas dari ancaman resesi.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2020 akan negatif. Namun, pemerintah berupaya mengembalikan perekonomian pada kuartal III kembali positif agar terhindar dari resesi ekonomi.
Selain itu, investor akan cenderung wait and see menunggu laporan keuangan perusahaan kuarta kedua 2020 serta tingginya kasus harian Covid-19 masih membayangi laju IHSG.
“Pergerakan juga masih dibayangi tingginya kasus Covid-19 harian,” kata Dennies dalam hasil risetnya, dikutip Senin (27/7).
Berdasarkan data Worldometers, kasus positif corona secara global mencapai lebvih dari 15 juta orang pada pagi ini. Sedangkan lebih dari 600.000 di antaranya meninggal dunia, dan 9 juta lebih telah sembuh.
Sedangkan di Indonesia, jumlah kasus mencapai 98.778 hingga Minggu, (26/7). Sebanyak 4.781 di antaranya meninggal dunia dan 56.655 orang sembuh.
Seiring dengan sentimen tersebut, Dennies pun merekomendasikan beberapa saham pada perdagangan hari ini seperti PT Timah Tbk (TINS) dan PT Surya Citra media Tbk (SCMA). Selain itu, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) dan Ciputra Development Tbk (CTRA).
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi juga memperkirakan, laju IHSG melanjutkan tren pelemahan. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, indeks akan bergerak di 5.035 hingga 5.290.
"Ada sentimen negatif dari pergerakan market global yang sedang berada dalam tekanan. Ini karena hubungan AS dan Tiongkok yang kian memanas," kata Lanjar.
Ia juga merekomendasikan sejumlah saham pilihan untuk dicermati investor. Saham itu di antaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Japha Comfeed Indoneia Tbk (JPFA).
Sedangkan Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, secara teknikal IHSG cenderung bergerak positif. Dia memperkirakan indeks bergerak mixed dan cenderung menguat dengan support dan resistance 5.025-5.157.
Bebeberapa saham yang dia rekomendasikan untuj dicermati investor pada perdagangan hari ini, antara lain saham PT Bank Cetral Asia Tbk (BBCA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).
Dalam sepekan terakhir atau pada periode 20 Juli - 24 Juli 2020, IHSG berada pada pergerakan positif dan meningkat 0,07% di level 5.082,991 dari level 5.079,585 pada pekan sebelumnya.
Nilai kapitalisasi pasar bursa juga mengalami peningkatan sebesar 0,09%menjadi Rp 5.890,664 triliun dari Rp 5.885,438 pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian bursa pekan lalu naik sebesar 23,56% menjadi 10,529 miliar unit saham.
Sementara rata-rata nilai transaksi harian naik menjadi Rp 8,375 triliun dari Rp 6,943 triliun pada penutupan pekan lalu.