Sampah Makanan Naik 31% pada 2030, Food Bank Dinilai Bisa Jadi Solusi
“Edukasi yang diberikan, bisa dalam bentuk edukasi melalui program pemerintah daerah dan sosial media (menggaet figur publik dan influencer),” kata Bhima.
Dia mengatakan, upaya paling mudah yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah makanan yakni, dengan manajemen pengelolaan dan pemilahan sampah yang konsisten dari rumah tangga, rumah makan hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sementara itu, Founder dan CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, pemerintah harus menetapkan tarif jasa atau retribusi persampahan. Misalnya, tarif ditetapkan berdasarkan satuan volume sampah makanan. Dengan begitu, makin banyak sampah yang dihasilkan, maka semakin banyak biaya yang harus dibayar.
“Hal ini akan mendorong masyarakat otomatis tidak mau menghasilkan sampah atau mengurangi sampah, atau mengolah sendiri sampahnya,” kata dia.
Kerugian Akibat Sampah Makanan
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional mencatat total kerugian dari sampah makanan atau food waste di dalam negeri pada 2000-2019 mencapai 23-48 juta ton per tahun. Volume tersebut setara dengan Rp 213 triliun sampai Rp 551 triliun per tahun.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbunan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Angka tersebut menurun 37,52% dari 2021 yang sebanyak 31,13 juta ton.
Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi 18,55%. Kemudian, sebanyak 13,27% sampah di Indonesia pada 2022 berupa kayu/ranting, 11,04% sampah kertas/karton, dan sampah logam 2,86%.
Ada pula 2,54% sampah kain, sampah kaca 1,96%, sampah karet/kulit 1,68%, dan 6,55% sampah jenis lainnya. Berdasarkan provinsinya, timbulan sampah terbanyak pada 2022 berasal dari Jawa Tengah, yakni 4,25 juta ton atau 21,85% dari total timbulan sampah nasional.