RSPO Sebut Wilayah Disertifikasi di Indonesia Naik 6%

Nadya Zahira
22 November 2023, 09:55
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022). Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal lahan perkebunan saw
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/hp.
Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022). Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal lahan perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2022 yaitu mancapai 16,38 juta hektare (ha) yang dimana sebanyak 5 persen atau sekitar 800 ribu ha milik BUMN, 53 persen atau sekitar 8,64 juta ha milik swasta dan 42 persen sekitar 6,94 juta milik rakyat.

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah organisasi global untuk minyak kelapa sawit berkelanjutan, menyebutkan bahwa wilayah yang disertifikasi RSPO di Indonesia diprediksi naik sebesar 6% sepanjang Januari-September 2023.

“Pada tahun 2022 untuk wilayah yang disertifikasi RSPO Indonesia itu tumbuh sebesar 4%, dan diprediksi bisa naik sebanyak 6% dari Januari 2023 hingga September 2023,” ujar CEO RSPO Joseph D’Cruz dalam konferensi pers di sela acara RT RSPO 2023, di Jakarta, Selasa (21/11). 

Joseph mengatakan, pertumbuhan tersebut merepresentasikan lebih dari 2,5 juta hektare. Area perkebunan tersebut termasuk milik perusahaan dan perkebunan milik petani mandiri yang telah tersertifikasi.

Dia menyebutkan, produk minyak kelapa sawit yang telah bersertifikasi berkelanjutan (Certified Sustainable Palm Oil/CSPO) juga naik secara signifikan. Tercatat, produksi CSPO sebesar 8,4 juta ton pada 2021 . Angka tersebut naik sebesar 2,9% yakni menjadi 8,64 juta ton pada 2022. 

“Jadi peningkatan produksi memang ini penting, bukan saja dari segi ekonomi tetapi juga menunjukkan betapa sawit merupakan sektor penting dan sentral bagi ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Menurut Joseph, adanya perkembangan tersebut menjadi suatu tanda kesiapan Indonesia untuk mengadopsi minyak sawit berkelanjutan, “RSPO sangat siap untuk menjadi mitra dalam mendorong perubahan ini,” kata dia. 

Selain itu, dia menyebutkan bahwa juga terdapat peningkatan keanggotaan RSPO Indonesia hingga 19% yang sebagian besar berasal dari NGO lingkungan, produsen barang-barang konsumsi, serta petani kecil atau petani swadaya.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...