Bukan Pesawat, Ini Penyumbang Emisi Terbesar di Sektor Transportasi
"Maka untuk mencapai hal tersebut, elektrifikasi transportasi dan pemanfaatan bahan bakar berkelanjutan perlu diprioritaskan," kata dia.
Tingkatkan Kendaraan Listrik
Dia mengatakan, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi GRK akibat transportasi darat yakni, dengan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Menurut Fabby, adanya penggantian komponen mesin pembakar internal (Internal Combustion Engine/ICE) pada kendaraan listrik tidak hanya menjadi solusi untuk mengurangi emisi GRK, melainkan juga menjadi pilihan yang lebih ekonomis.
"Tapi sebagian masyarakat masih menganggap bahwa kendaraan listrik tidak dapat menjadi solusi pengurangan emisi GRK, karena sumber listrik untuk pengisiannya masih berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil," kata dia.
Berdasarkan perhitungan Perusahaan Listrik Negara (PLN), kendaraan listrik lebih hemat ongkos dan energi dibanding kendaraan dengan BBM.
Sebagai gambaran, per jarak tempuh 10 km diperlukan 1 liter BBM atau setara dengan 1,2 kWh listrik. Untuk BBM 1 liter, biaya yang perlu dikeluarkan sebesar Rp 14 ribu. Sedangkan, untuk 1,2 kWh listrik, harga yang dikeluarkan sebesar Rp 2.500 dengan asumsi tarif listrik sejumlah Rp 1.699,5 per kWh.
Tidak hanya itu, emisi yang dikeluarkan kendaraan BBM pun dua kali lebih besar. Untuk jarak tempuh 10 km yang membutuhkan 1 liter BBM, emisi yang dikeluarkan sebesar 2,4 kg CO2e. Untuk kendaraan listrik, emisi yang dikeluarkan sebesar 1,02 kg CO2e.