Turunkan Emisi, Masyarakat Diimbau Beralih ke Transportasi Publik
"Kita tahu PLTU hingga saat ini masih menjadi kontributor terbesar dalam kelistrikan nasional, mencapai lebih dari 60%. Sedangkan energi terbarukan baru sekitar 15%," kata dia.
Transportasi Darat Jadi Penyumbang Emisi Terbesar
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menyampaikan sektor transportasi merupakan penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar kedua yaitu sebesar 23%. Transportasi darat merupakan penyumbang emisi GRK tertinggi di sektor transportasi, yaitu sebesar 600 MtCO2eq atau 90% dari seluruh sektor transportasi.
Jumlah tersebut mendekati sektor energi yang menempati posisi pertama penghasil emisi GRK terbesar pada 2021. Fabby meminta agar pemerintah tidak hanya fokus pada sektor ketenagalistrikan jika ingin mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) pada 2060.
"Jadi pemerintah harus terus melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi emisi GRK pada transportasi, karena kalau kita lihat sumber emisi di Indonesia itu, tidak saja berasal dari ketenagalistrikan tapi berasal juga dari industri dan transportasi," ujar Fabby
Dia mengatakan, emisi transportasi diperkirakan akan terus naik jika pemerintah dan masyarakat tidak bekerja sama berupaya mengurangi emisi GRK pada sektor transportasi darat. Pasalnya, konsumsi bahan bakar minyak akan terus meningkat.
"Emisi di sektor transportasi ini disumbang hampir seluruhnya berasal dari transportasi darat, apalagi transportasi darat masih banyak menggunakan bahan bakar fosil," kata dia.
Sesuai dengan target Paris Agreement, emisi dari transportasi di Indonesia perlu diturunkan menjadi 100 MtCO2eq pada tahun 2050. Sedangkan dalam perhitungan IESR, seluruh sektor energi termasuk transportasi harus mendekati nol emisi pada 2050 jika ingin kenaikan suhu global tetap berada di bawah 1,5 derajat Celcius.