Filipina Raih Komitmen Pendanaan Iklim dari Kanada

Tia Dwitiani Komalasari
3 Januari 2024, 11:11
Aktivis lingkungan menggelar aksi di depan kantor Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Dalam aksinya mereka menantang negara-negara yang bertemu di KTT perubahan iklim COP26 untuk tidak hanya memenuhi janji pendanaan iklim yang telah lama te
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Aktivis lingkungan menggelar aksi di depan kantor Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Rabu (3/11/2021). Dalam aksinya mereka menantang negara-negara yang bertemu di KTT perubahan iklim COP26 untuk tidak hanya memenuhi janji pendanaan iklim yang telah lama tertunda namun juga membayar utang iklim mereka kepada negara berkembang sebanyak 100 miliar dollar per tahun untuk pembiayaan iklim. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Shinta mengatakan, bantuan pendanaan yang digelontorkan tersebut terbagi menjadi tiga sektor, yaitu:

1. Pembiayaan energi terbarukan sebesar US$ 5 miliar

2. Sektor pangan US$ 3,1 miliar

3. Sektor kesehatan US$ 2,7 miliar untuk sektor kesehatan, serta sisanya untuk sektor lain.  

Shinta mengatakan, pembiayaan untuk negara berkembang ini sangat penting. Pasalnya berdasarkan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) World Investment Report 2023, sebagian besar investasi dalam energi terbarukan mengalir ke negara-negara maju.

Sekitar tiga perempat dari semua pembiayaan investasi internasional dalam energi terbarukan pada 2022 mengalir ke Eropa. Sementara itu, negara-negara berkembang hanya menciptakan peningkatan proyek energi terbarukan sebesar 1% setiap tahun sejak 2015.

Padahal, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) 2023 menyebut negara-negara berkembang memerlukan setidaknya US$ 6 triliun investasi energi terbarukan pada tahun 2030 untuk memenuhi kurang dari separuh NDC.


Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...