Kebakaran Hutan Jadi Bencana Terbanyak pada 2023, Capai 1.802 Kejadian

Tia Dwitiani Komalasari
9 Januari 2024, 08:36
Asap membumbung tinggi dari hutan yang terbakar di Laboratorium Alam Hutan Gambut Cimtrop, Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (8/10/2023).
ANTARA FOTO/Auliya Rahman/tom.
Asap membumbung tinggi dari hutan yang terbakar di Laboratorium Alam Hutan Gambut Cimtrop, Kelurahan Kereng Bangkirai, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (8/10/2023).

Ringkasan

  • Asia menjadi wilayah paling terdampak bencana perubahan iklim pada 2023, dengan 79 bencana hidrometeorologi dilaporkan, terutama banjir dan badai yang menyebabkan lebih dari 2.000 kematian.
  • Suhu di Asia memanas lebih cepat dari rata-rata global, dengan kenaikan suhu tercatat dari Siberia barat ke Asia tengah dan dari Cina timur ke Jepang.
  • Eropa menjadi benua terpanas di dunia, dengan kenaikan suhu rata-rata lima tahun terakhir naik di atas 2,3 derajat Celsius dibandingkan tingkat pra-industri, dua kali lipat dari rata-rata dunia.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, terdapat 4.938 bencana alam di Indonesia selama 1 Januari-31 Desember 2023.

Dari jumlah tersebut, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan bencana alam paling banyak terjadi yaitu 1.802 kejadian. Jumlah ini setara 36,5% dari total bencana alam di Tanah Air.

Dikutip dari data yang diolah databoks.katadata.co.id, Selasa (9/1), bencana alam lain yang banyak terjadi yaitu banjir sebanyak 1.168 kejadian, lalu diikuti cuaca ekstrem 1.155 kejadian.

Berikutnya, ada 579 kejadian tanah longsor, 168 kekeringan, 31 gempa bumi, 31 gelombang pasang/abrasi, serta 4 erupsi gunung api. Sementara, tidak ada satupun bencana tsunami yang terjadi di Indonesia pada 2023 lalu.

Berdampak pada Hampir 9 Juta Orang

Menurut BNPB, seluruh bencana itu membuat 8,84 juta orang menderita dan mengungsi, 5.783 orang luka-luka, 265 orang meninggal dunia, dan 33 orang hilang.

Bencana tersebut juga mengakibatkan 34.699 rusak. Rinciannya, 4.206 rumah rusak berat, 5.508 rusak sedang, dan 24.985 rusak ringan.

Ada pula 877 fasilitas umum yang rusak akibat seluruh bencana tersebut, terdiri atas 426 fasilitas pendidikan, 380 fasilitas peribadatan, serta 71 fasilitas kesehatan.

Potensi Kebakaran Hutan 2024

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi gangguan iklim dari Samudra Pasifik yaitu ENSO diperkirakan akan berada pada fase El Nino Lemah hingga Moderat pada awal 2024. Namun,  potensi kebakaran hutan tetap perlu diwaspadai meskipun kemarau 2024 diprediksi tidak sekering kemarau 2023.

"Khususnya pada periode kemarau pertama di bulan Februari 2024 untuk wilayah pesisir Sumatera bagian Timur, maupun periode kemarau periode kedua mulai Mei 2024 untuk wilayah lainnya yang rawan Karhutla," ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dikutip dari situs BMKG, Selasa (9/1).

Dia mengatakan, terdapat juga sejumlah daerah yang berpotensi kekeringan karena memiliki curah hujan yang rendah. Adapun daerah yang memiliki potensi kekeringan tersebut adalah: Lampung Sebagian Jawa Sebagian Bali Sebagian Nusa Tenggara Barat Sebagian Nusa Tenggara Timur Papua bagian selatan



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...