Pemanasan Global Diprediksi Lewati Ambang Batas 1.5°C pada 2024

Rena Laila Wuri
12 Januari 2024, 16:19
Seorang anak bermain layang-layang di lahan sawah yang mengalami kekeringan di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (29/10/2023).
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.
Seorang anak bermain layang-layang di lahan sawah yang mengalami kekeringan di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (29/10/2023).

Tetapi, Matthews dan Raymond mengatakan beberapa negara di bumi mengalami peningkatan suhu panas yang berbeda-beda. Namun, rata-rata kenaikan suhunya 1,5°C.

Untuk menjelaskan hal ini, Matthews dan Raymond mempelajari catatan dari stasiun cuaca individu di seluruh dunia. Mereka menemukan saat ini banyak negara sedang berupaya untuk menekan kenaikan suhu.

"Frekuensi wet bulb (di atas 31°C) telah meningkat lebih dari dua kali lipat di seluruh dunia sejak 1979, dan di beberapa tempat terpanas dan paling lembab di Bumi, seperti pantai Uni Emirat Arab, wet bulb telah melewati 35°C," kata mereka.

Ancam Kepunahan Spesies

Sedangkan ilmuwan iklim dan atmosfer Chris Smith di Universitas Leeds dan Robin Lamboll di Imperial College London mengatakan kenaikan suhu melebihi 1,5°C akan menjadi awal kepunahan spesies, badai bencana, serta runtuhnya lapisan es.

Smith dan Lamboll mengatakan kita harus secepat mungkin untuk menekan emisi gas rumah kaca agar bumi tidak semakin panas.

“Secepatnya menghapus batu bara, minyak dan gas, yang menyumbang 80% dari penggunaan energi di seluruh dunia,” kata mereka.

Namun, Smith dan Lamboll mengatakan kita hanya memiliki kesempatan 50:50 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5°C. 

 “Kita hanya dapat memancarkan 250 gigaton (miliar metrik ton) CO2 lagi. Ini secara efektif memberi dunia hanya enam tahun untuk mencapai nol bersih,” kata Smith dan Lamboll.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...