Pasca Putusan WTO, Malaysia Pantau Perubahan Pembatasan Biodiesel UE

Hari Widowati
7 Maret 2024, 15:09
Malaysia akan memantau dengan seksama bagaimana Uni Eropa menanggapi keputusan World Trade Organization (WTO) yang mendukung pendapat blok tersebut bahwa bahan bakar nabati yang menyebabkan deforestasi tidak dapat dianggap sebagai energi terbarukan.
ANTARA FOTO/Rahmad/hp.
Malaysia akan memantau dengan seksama bagaimana Uni Eropa menanggapi keputusan World Trade Organization (WTO) yang mendukung pendapat blok tersebut bahwa bahan bakar nabati yang menyebabkan deforestasi tidak dapat dianggap sebagai energi terbarukan.
Button AI Summarize

Malaysia akan memantau dengan seksama bagaimana Uni Eropa menanggapi keputusan World Trade Organization (WTO) yang mendukung pendapat blok tersebut bahwa bahan bakar nabati yang menyebabkan deforestasi tidak dapat dianggap sebagai energi terbarukan. Namun, Malaysia juga menuntut perubahan-perubahan dalam cara Uni Eropa mengimplementasikan keputusan tersebut.

Sebuah panel WTO, dalam keputusan pertamanya yang terkait dengan deforestasi, menolak sebagian besar klaim Malaysia terhadap langkah-langkah Uni Eropa yang membuatnya mengesampingkan bahan bakar nabati berbasis kelapa sawit sebagai bahan bakar terbarukan.

Namun, panel tersebut juga menerima keluhan Malaysia mengenai bagaimana langkah-langkah Uni Eropa tersebut disiapkan, dipublikasikan, dan dikelola. Uni Eropa perlu melakukan penyesuaian, tetapi tidak perlu menarik tindakannya, pasca keputusan WTO ini.

Menurut laporan Reuters, Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka menyambut baik bahwa laporan panel WTO mengizinkan Uni Eropa untuk mempertahankan kerangka hukumnya mengenai energi terbarukan dan bahan bakar hayati secara luas. Uni Eropa menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk mengambil tindakan demi mengatasi emisi gas rumah kaca.

Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka sedang menganalisis laporan tersebut. Namun, mereka percaya bahwa mereka perlu mengeluarkan laporan mengenai data ilmiah terbaru untuk menentukan apakah tanaman sawit memiliki risiko tinggi berkontribusi terhadap deforestasi, dan mengamandemen sebuah undang-undang untuk mengubah kriteria tertentu untuk sertifikasi bagi tanaman yang memiliki risiko rendah. Hal ini akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.

Halaman:
Reporter: Hari Widowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...