Pemda dan WVI Mengalirkan Air Bersih untuk Desa-desa di Kabupaten Ende

Leoni Susanto
25 Maret 2024, 08:23
Warga Desa Randoria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur mendapatkan air bersih dengan adanya sambungan rumah (SR).
Katadata/Leoni Susanto
Warga Desa Randoria, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur menggunakan sambungan rumah (SR) yang diberikan Wahana Visi Indonesia, Kamis (21/3).

Andreas mengatakan WVI banyak membantu pemda yang memiliki keterbatasan kapasitas fiskal dalam melakukan workshop perencanaan anggaran dan Siskeudes, program-program sanitasi dan air bersih, dan juga untuk desa-desa memiliki payung hukum membentuk perdes terkait kewenangan desa.

"Sebelumnya kita memang tidak terlalu kuat untuk sektor air minum dan sanitasi. Sekarang sudah sekitar 90% capaian akses terhadap air bersih dan sanitasi. Kalau sebelum intervensi WVI, katakanlah sekitar 2015 atau 2016, baru sekitar 60%," kata Kepala Bappeda Kabupaten Ende Andreas Worho, Rabu (20/3).

Kewenangan Desa untuk Anggaran Sanitasi dan Air Bersih

Selain Siskeudes, WVI juga mendorong terbitnya Peraturan Bupati Ende Nomor 2 Tahun 2022 tentang Daftar Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa. Perbup ini kemudian mendorong munculnya peraturan desa di tiap desa Ende. 

Sebelumnya, pengalokasian anggaran Dana Desa cenderung mengikuti arahan dari pemerintah pusat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan tiap desa. Penerbitan perdes di Ende ini nantinya bakal memberi desa kewenangan untuk mengalokasikan anggarannya sesuai kebutuhan spesifik tiap desa, salah satunya dalam pengelolaan air minum dan sanitasi. 

Di Desa Randoria dan Desa Saga Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, misalnya. Kedua desa ini telah merasakan kemudahan dalam menggunakan Siskeudes. Keberadaan perbup dan perdes memudahkan pemerintah desa mengalokasikan anggarannya untuk kebutuhan program sanitasi dan air minum.

Tahun 2023, Desa Randoria menganggarkan Rp162 juta dari anggaran Dana Desa dan bantuan lainnya untuk membangun jaringan air minum di desa. Sebagai informasi, Desa Randoria tidak memiliki sumber mata air. Saat ini dari empat dusun yang ada, baru dua dusun di Desa Randoria yang sudah memiliki sambungan rumah (SR), sedangkan dua dusun sisanya belum memiliki SR.

Albertina (41), warga Desa Randoria, mengatakan desanya kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk mandi dan minum. Setelah ada SR, masyarakat desa bisa mendapatkan air bersih dari keran SR. "Kalau tidak, kami harus ambil air 0pakai selang panjang dari bak tampung. Kalau air macet, kami ambil pakai jerigen. Kadang tiga sampai empat hari tidak dapat air," kata Albertina kepada Katadata.co.id, Kamis (21/3).

Pada tahun 2022 dan 2023, Desa Saga mengalokasikan Rp176 juta anggaran Dana Desa untuk pemasangan 237 SR di tiga dusun sehingga setiap rumah memiliki kran air masing-masing. Pemasangan kran ini juga berdampak pada perekonomian dan ketahanan pangan Desa Saga. 

Kepala Desa Saga Hendrikus Lele menyebut, dulu hanya ada tujuh sampai delapan keluarga yang berkebun holtikultura. Sejak dipasangnya SR, sekitar 60% keluarga di Saga sudah dapat berkebun karena adanya akses air yang lebih mudah. “Berbicara tentang air berbicara juga tentang kesehatan dan stunting. Bagaimana mau sehat kalau tidak ada air?” kata Hendrikus Lele.

— 

Artikel ini adalah bagian pertama dari reportase langsung Katadata di Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur bersama Wahana Visi Indonesia. Pada tanggal 22 Maret juga diperingati sebagai Hari Air Sedunia.

Halaman:
Reporter: Leoni Susanto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami