Brigit Biofarmaka Patenkan Teknologi Penyerap Karbon, Setara 15 Pohon Rimbun

Image title
23 Januari 2025, 15:48
Direktur Utama PT Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT), Is Heriyanto bersama dengan Direktur Utama PT Algaepark Indonesia Mandiri (AIM), Muhammad Zusron dalam konfrensi pers, di Jakarta, Kamis (23/1).
Djati Waluyo/Katadata
Direktur Utama PT Brigit Biofarmaka Teknologi (OBAT), Is Heriyanto bersama dengan Direktur Utama PT Algaepark Indonesia Mandiri (AIM), Muhammad Zusron dalam konfrensi pers, di Jakarta, Kamis (23/1).

Ringkasan

  • Perdagangan karbon internasional akan dimulai pada 20 Januari 2025 oleh Kementerian Lingkungan Hidup, mendorong pengurangan emisi dan peluang ekonomi baru.
  • Sistem perdagangan karbon otomatis SRN PPI akan mencatat transaksi secara transparan, menerbitkan sertifikat untuk proyek yang mengurangi emisi.
  • Perdagangan karbon internasional akan melibatkan empat proyek besar, termasuk pembangkit listrik dan minihidro, yang diharapkan berkontribusi pada pengurangan emisi global dan perekonomian Indonesia.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

 Brigit Biofarmaka Teknologi memperoleh paten pada 22 Januari 2025 atas inovasi dari teknologi Treealgae dengan nomor EC00202510853.

Direktur Utama Brigit Biofarmaka Teknologi, Is Heriyanto, mengatakan alat tersebut mampu mengurangi emisi karbon sekaligus memurnikan udara dengan memanfaatkan teknologi berbasis mikroalga yang berkelanjutan.

"Satu unit Treealgae dengan kapasitas 200 liter mikroalga mampu menyerap karbon hingga 336 kg emisi karbondioksida (CO2) per tahun atau setara 15 pohon rimbun," ujar Heriyanto dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (23/1).

Heriyanto mengatakan alat tersebut mengadopsi siklus fotosintesis sel mikroalga alami di perairan darat dan lautan yang sangat efisien dalam mengabsorpsi karbon dioksida anorganik. Karbon itu lalu dikonversikan menjadi karbon organik yang tersimpan dalam bentuk biomassa, disertai pelepasan oksigen ke atmosfer secara terus menerus.

"Kapasitas sel mikroalga dalam penyerapan karbon dan produksi oksigen dilipatgandakan melalui sistem fotobioreaktor berteknologi yang dioperasikan secara otomatis,” ujarnya.

Adapun alat TreeAlgae terdiri dari empat perangkat utama, yakni perangkat pembiakan sel mikroalga di dalam akuarium, perangkat elektronik yang berupa sensor monitoring melalui sistem internet of things, perangkat sistem tenaga surya dan perangkat yang mudah dipindah-pindah.

“Kami berupaya berkontribusi mengatasi pemanasan planet kita. Sebagai negara sepuluh besar yang memiliki hutan yang menjadi paru-paru bumi, hasil penelitian kami ini diharapkan dapat membuat udara yang kita hirup semakin bersih dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ucapnya.

Heriyanto mengatakan,  Brigit Biofarmaka Teknologi menggunakan sistem pre order. Perusahaan atau individu yang menginginkan produk Treealgae harus memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan produk tersebut.

Ia menjelaskan, sampai dengan saat ini terdapat satu perusahaan yang sudah menunjukan minat untuk menggunakan produk Treealgae sebanyak 10 unit. Namun, ia belum merinci perusahaan yang tertarik akan produk tersebut.

Heriyanto menargetkan sebanyak 50 unit akan terjual pada tahun 2025 dan akan terus meningkat setiap tahunnya.

"Target kita 50 unit, produknya berada di kisaran harga Rp 150-180 juta tergantung dengan permintaan pembeli," ungkapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...