Adaro Lirik Hidrogen di Tengah Maraknya Perkembangan Mobil Listrik

Image title
19 April 2021, 20:17
hidrogen, adaro, energi baru, energi bersih
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperlihatkan cara kerja prototipe Mobil Hidrogen atau Fuel Cell hasil penelitiannya di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (14/12/2020).

PT Adaro Energy Tbk menyatakan keseriusannya untuk terjun ke bisnis bahan bakar hidrogen atau fuel cell. Langkah ini diambil di tengah banyaknya perusahaan global yang mulai terjun ke dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir atau Boy Thohir mengatakan bahwa perusahaan akan berkomitmen penuh untuk turut berpartisipasi dalam menghadirkan energi bersih. Salah satunya melalui pengembangan hidrogen sebagai bahan bakar.

"Kalau bicara green, menurut hemat saya hidrogen itu benar-benar dari air dijadikan liquid dimasukkan ke mobil nanti keluarnya di knalpot air lagi," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (19/4).

Menurutnya saat ini Jepang juga tengah gencar melakukan pengembangan ke jenis bahan bakar tersebut. Hal ini mengingat produksi listrik untuk mengisi daya kebutuhan kendaraan listrik sangat terbatas di negara itu.

Apalagi, beberapa negara seperti Jepang, Singapura dan Thailand tidak memiliki sumber daya bahan bakar fosil. Sementara, jika menggunakan listrik dari sumber energi gas alam cair (LNG) juga masih terbatas dan kurang bersih. "Oleh karena itu mereka ngotot hidrogen. Ini kesempatan bagi Adaro untuk melihat ke sana," ujarnya.

Dia menyadari dunia saat ini memang bergerak menuju ke pengembangan mobil listrik. Namun Boy optimis antara baterai dan hidrogen akan bergerak beriringan. "Menurut saya antara baterai dan hidrogen dua duanya akan jalan, hidrogen akan lebih green," ujarnya.

Selain hidrogen, perusahan juga tengah mengkaji pengembangan bisnis energi terbarukan seperti bisnis biomassa dan PLTS. Bahkan Adaro tengah menyiapkan satu pilar bisnis baru yang akan menjadi pilar kesembilan, yang disebut Adaro Green Initiative.

Perkembangan mobil berbahan bakar hidrogen tidak sepesat mobil listrik. Mobil berbahan hidrogen pertama meluncur di dunia pada 2014 ketika Toyota meluncurkan sedan Mirai, yang secara harfiah berarti 'masa depan'.

Mirai merupakan mobil hidrogen pertama yang diproduksi secara massal. Empat tahun kemudian, pada 2018, pabrikan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai, mengikuti langkah Toyota dengan meluncurkan mobil hidrogennya, Nexo.

Salah satu hambatan berkembangnya mobil berbahan bakar hidrogen adalah harganya yang tinggi. Toyota Mirai, misalnya, dibanderol US$ 52.400 per unit atau sekitar Rp 762 juta di pasar Amerika Serikat (AS). Sama halnya dengan Nexo, yang menjadi mobil Hyundai termahal di pasar AS.

Selain itu stasiun pengisian ulang hidrogen juga masih sangat sedikit. Walaupun sejumlah produsen mobil di dunia telah memasukkan mobil hidrogen ke dalam rencana pengembangan masa depannya.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...