IEA: Ini Syarat Agar Net Zero Emission Global pada 2050 Bisa Tercapai

Nadya Zahira
29 September 2023, 13:23
International Energy Agency (IEA) menyatakan salah satu syarat untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050 adalah dengan meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan sebesar tiga kali lipat.
Dok. PT Pertamina International Shipping (PIS)
International Energy Agency (IEA) menyatakan salah satu syarat untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2050 adalah dengan meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan sebesar tiga kali lipat.

Selanjutnya, porsi pembangkit listrik yang berasal dari energi terbarukan juga diprediksi akan meningkat dari 30% pada tahun 2022 menjadi hampir 60% pada tahun 2030, dengan porsi gabungan antara tenaga surya dan angin yang meningkat dari 12% pada tahun 2022 menjadi 40% pada tahun 2030.

Dunia Butuh Rp 41 Kuadriliun per Tahun untuk Mencapai NZE 2050

Sementara itu, konsultan Wood Mackenzie melaporkan, investasi global sebesar US$ 2,7 triliun per tahun atau lebih dari Rp 41,5 kuadriliun dibutuhkan untuk bisa mencapai net zero emission (NZE) pada 2050. Adapun upaya dekarbonisasi membutuhkanUS$ 1,9 triliun atau sekitar Rp 29,2 kuadriliun per tahun.

Untuk mencapai pendanaan tersebut, investasi harus meningkat 150% per tahun dari level yang ada saat ini agar pemanasan suhu bumi dapat dijaga pada level 1,5 derajat Celsius pada pertengahan abad ini demi menghindari dampak bencana dari perubahan iklim.

Meski banyak negara telah berjanji untuk mengurangi emisi hingga nol untuk mencapai target iklim, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi dunia akan gagal dalam mencegah pemanasan suhu bumi pada level 1,5 derajat Celsius. Kemungkinan besar kegagalan ini akan membawa dunia ke arah kenaikan suhu sebesar 2,5 derajat Celcius pada 2050.

Selain itu, laporan yang sama juga menyampaikan bahwa sebagian besar negara tidak atau belum bisa memenuhi target nol emisi pada 2030, apalagi 2050.

"Mencegah kenaikan suhu lebih dari 1,5 derajat Celcius akan menjadi tantangan yang sangat besar, tetapi hal ini mungkin terjadi dan sangat bergantung pada tindakan yang diambil dalam dekade ini," kata Ketua dan Kepala Analis Wood Mackenzie Simon Flowers, seperti dikutip Jumat (15/9).

Di sisi lain, dalam laporan tersebut juga menyinggung soal energi terbarukan seperti tenaga angin dan matahari. Di mana, keduanya harus menjadi sumber utama pasokan listrik dunia untuk mendukung elektrifikasi transportasi dan produksi hidrogen ramah lingkungan.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...