ESDM: 10 Bengkel Konversi Motor Listrik Masuk Platform Insentif
Pemerintah terus menggenjot penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Gigih Udi Atmo menyampaikan, hingga saat ini baru ada sepuluh bengkel konversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik yang masuk ke platform Kementerian ESDM.
Dengan begitu, dari 28 bengkel yang sudah tersertifikasi, baru ada 10 bengkel yang menyediakan layanan konversi sepeda motor listrik dengan insentif dari pemerintah sebesar Rp 7 juta per unit.
"Sudah ada 28 bengkel yang tersertifikasi, tetapi yang baru masuk ke platform konversi kami baru sepuluh. Kami harapkan yang 18 lainnya, bisa segera mendaftar, segera masuk ke program konversi,” ujar Gigih saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2023 di Jakarta, Selasa (10/10).
Gigih mengatakan, program insentif konversi motor listrik hingga saat ini masih terus berjalan dengan jumlah pendaftar sekitar 6.000 orang. Dia menyampaikan, pihaknya juga terus mensosialisasikan program konversi motor listrik ke masyarakat.
“Setiap minggu KESDM melakukan pelatihan di seluruh wilayah Indonesia agar jumlah bengkel konversi bertambah melalui pelatihan ke pemerintah daerah, terutama ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” kata Gigih.
Terkait pencapaian target konversi sepeda motor listrik tahun ini, dia enggan untuk berkomentar, “Kita lihat nanti Desember. Targetnya itu dua tahun, totalnya 200 ribu unit. Jadi, tahun ini 50.000 unit dan tahun depan 150.000 unit," kata dia.
Target Konversi Motor Listrik Tahun Depan Sebesar 150 Ribu Unit
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, instansinya menargetkan program konversi motor listrik untuk tahun depan sebesar 150 ribu unit sepeda motor. Target tersebut naik dari target konversi tahun ini sebanyak 50 ribu kendaraan.
Yudo mengatakan, alasan target konversi motor listrik untuk tahun 2024 akan lebih tinggi dibandingkan tahun ini karena adanya sumber daya manusia yang terus dikembangkan dan penambahan penyediaan bengkel konversi.
“Jadi itu yang sedang kita fokuskan ke arah sana, kita bangun rantai psoknya dan kita bangun bengkel-bengkel konversi motor listriknya,” ujar Yudo, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (6/10).
Yudo menuturkan, program konversi motor listrik untuk tahun depan tersebut akan didukung dengan rantai pasok yang terus berkembang, seiring dengan pasarnya yang juga cukup berkembang, “Rantai pasok hingga saat ini juga sudah mulai ada, karena market-nya pun berkembang,” kata dia.
Di sisi lain, dia mengatakan jika target 50 ribu konversi motor listrik pada tahun ini tidak dapat tercapai, maka akan dilanjutkan pada tahun 2024, “Kita akan take over ke tahun depan, di mana tahun depan kita sudah siap, karena bengkel sudah ada,” tuturnya.
Yudo mengatakan minat warga untuk mengonversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik masih rendah dibanding target konversi sebanyak 50 ribu unit sepanjang 2023.