Masa Depan Bahan Bakar Fosil Jadi Pusat Perhatian dalam KTT COP28

Nadya Zahira
30 November 2023, 13:06
Para pegiat iklim meragukan keberadaan eksekutif perusahaan minyak di tampuk presidensi COP28 bisa menghasilkan komitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Para pegiat iklim meragukan keberadaan eksekutif perusahaan minyak di tampuk presidensi COP28 bisa menghasilkan komitmen untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Al Jaber membantah keras laporan dari BBC dan Centre for Climate Reporting (CCR) yang menudingnya berencana mendiskusikan potensi kesepakatan gas dan kesepakatan komersial lainnya, dengan lebih dari selusin perwakilan pemerintah menjelang pertemuan tersebut.

"Tuduhan-tuduhan ini salah, tidak benar, tidak tepat, tidak akurat. Dan ini adalah upaya untuk merusak pekerjaan kepresidenan COP28," ujar Al Jaber dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Reuters, Kamis (30/11). 

Jaber mengatakan bahwa pengurangan bahan bakar fosil tidak dapat dihindari, tetapi juga industri ini perlu diikutsertakan dalam perdebatan untuk menemukan solusi iklim dan menyatakan bahwa dirinya berada pada posisi yang tepat untuk menjadi penengah.

Namun, para pegiat iklim tidak merasa yakin dengan posisi yang dipegang oleh Sultan Al Jaber, “Kita memiliki dunia yang lebih banyak menggunakan bahan bakar fosil daripada energi bersih. Apa yang seharusnya kita cari adalah komitmen untuk benar-benar mengurangi bahan bakar fosil,” kata Presiden World Resources Institute (WRI), sebuah LSM iklim, Ani Dasgupta.

Al Jaber mengatakan bahwa ia telah menggalang dukungan dari berbagai perusahaan untuk komitmen COP28 yang bertujuan untuk mengurangi emisi dari operasi minyak dan gas. Banyak perwakilan dari industri bahan bakar fosil akan hadir di Dubai karena pertemuan tahun ini yang dihadiri oleh 70.000 peserta dan terdaftar mengambil karakter pameran dagang. 

Pihak penyelenggara mengatakan bahwa rekor kehadiran ini akan mencakup partisipasi bisnis terbesar untuk pertemuan iklim PBB. Perdana Menteri India Narendra Modi dan Raja Charles dari Inggris juga dijadwalkan akan hadir, meskipun Presiden AS Joe Biden tidak akan hadir.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...