Menteri ESDM Minta Freeport Pakai Energi Bersih di Grasberg, Papua

Nadya Zahira
11 Desember 2023, 15:05
Ilustrasi. Kementerian ESDM meminta Freeport menggunakan energi bersih dalam operasinya di tambang Grassberg, Papua.
Biro Pers Sekretariat Presiden / Kris
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo meninjau Tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika pada Kamis (1/09/2022).

Saat ini PTFI memanfaatkan energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas 195 Megawatt (MW) dan beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas 150 MW. 

“Sebagian besar dikarenakan transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah, di mana kami menggunakan sistem kereta listrik otomatis bawah tanah," ujar Tony.

Selain itu, dia mengatakan PTFI juga saat ini sedang mengembangkan PLTMG atau pembangkit listrik bahan bakar minyak dan gas. PLTMG tersebut akan memiliki kapasitas 168MW, dan diharapkan beroperasi tahun depan.

Selanjutnya, Tony mengatakan, logam tembaga merupakan produk masa depan karena 65% produk tembaga dunia digunakan sebagai penghantar listrik dan sekarang ini negara-negara berlomba lomba menggunakan pembangkit energi bersih sehinnga akan membutuhkan tembaga lebih banyak lagi.

"Sebagai contoh mobil listrik membutuhkan tembaga empat kali lebih banyak daripada mobil biasa karena lebih banyak cabling system kemudian baterainya yang mengandung tembaga. Kemudian PLT Bayu ini membutuhkan kira-kira setiap megawatt itu membutuhkan sekitar 1,5 ton tembaga dan untuk PLT Surya juga itu membutuhkan 5,5 ton tembaga," jelas Tony. 

Freeport Gunakan Kereta Listrik 

Selain rencana peralihan PLTU ke PLTGU, target penurunan emisi sebesar 30% juga dilakukan dengan beberapa upaya lain. Misalnya, penggunaan kereta listrik sebagai alat transportasi untuk mengangkut bijih mineral sebanyak 110 ribu ton per harinya.

Selain itu, perusahaan melakukan penanaman kembali lahan bekas tambang untuk mendukung lingkungan dan memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).  

Tony mengatakan upaya-upaya tersebut seharusnya bisa lebih cepat lagi menurunkan emisi karbon perusahaan sehingga diharapkan target pengurangan emisi pada 2030 bisa lebih besar dari 30%.

Di sisi lain, Tony juga menyebutkan tantangan utama yang dirasakan dalam dekarbonisasi. “Salah satu tantangannya adalah tantangan alam seperti topografi yang terjal dan curah hujan yang tinggi di Papua,” kata dia. 

Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah memperbarui komitmennya dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini tercatat dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, yang kini dinamai Enhanced NDC dan sudah didaftarkan ke UNFCCC pada September 2022. 

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...