BRIN Temukan Solusi Atasi Pencemaran Nuklir dengan Bayam hingga Pare

Tia Dwitiani Komalasari
2 April 2024, 08:33
Seorang petani memanggul sawi usai dipanen di Kelurahan Penggilingan, Jakarta, Senin (19/2/2024). Kelompok Tani (Poktan) Jaya Mandiri PIK memanfaatkan lahan milik Pemerintah DKI Jakarta untuk pertanian perkotaan atau urban farming dengan menanam berbagai
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.
Seorang petani memanggul sawi usai dipanen di Kelurahan Penggilingan, Jakarta, Senin (19/2/2024). Kelompok Tani (Poktan) Jaya Mandiri PIK memanfaatkan lahan milik Pemerintah DKI Jakarta untuk pertanian perkotaan atau urban farming dengan menanam berbagai jenis sayuran seperti bayam, kangkung, kemangi dan sawi yang dijual ke pasar tradisional di Jakarta.

Metode fitoremediasi memiliki empat prinsip dasar yakni ekstraksi, volatisasi, degradasi, dan containment atau imobilisasi.

Ekstraksi adalah proses penyerapan zat kontaminan dari media oleh tumbuhan. Kontaminan akan terakumulasi di sekitar akar tumbuhan, kemudian ditranslokasikan ke seluruh tubuh tumbuhan yaitu akar, tajuk batang, dan daun.

Volatisasi adalah proses di mana kontaminan ditransformasi oleh tanaman menjadi bentuk yang kurang toksik dan mudah menguap, lalu dilepaskan ke atmosfer melalui penyerapan, jaringan tanaman, metabolisme tanaman, dan proses transpirasi.

Mekanisme selanjutnya adalah degradasi atau destruksi yang melibatkan penguraian kontaminan organik secara langsung melalui pelepasan enzim dari akar atau melalui aktivitas metabolisme dalam jaringan tanaman. Kontaminan organik umumnya diubah menjadi karbondioksida dan air.

Mekanisme terakhir adalah imobilisasi untuk zat kontaminan yang sulit didegradasi. Kontaminan itu hanya diserap oleh akar dan tetap menempel pada akar tumbuhan.

Zat-zat kontaminan akan menempel erat pada akar, sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media tercemar.

Gustri mengatakan,  perlu identifikasi mekanisme fitoremediasi dan tujuan remediasi untuk menentukan jenis tanaman yang digunakan. Selain itu, informasi detail mengenai lokasi berupa kontaminan, konsentrasi, bentuk, tekstur tanah, salinitas, tingkat keasaman, kesuburan, dan kadar air.

Identifikasi kriteria juga penting untuk seleksi tanaman, misalnya toleransi panas, toleransi serangga, ketahanan terhadap kekeringan, dan laju pertumbuhan atau produksi biomassa.

“Cocokkan kriteria-kriteria tersebut dengan daftar tanaman yang diusulkan. Kemudian, setelah memilih tanaman dan melaksanakan fitoremediasi diperlukan juga proses pemantauan dan evaluasi pertumbuhan tanaman dan pemilihan tanaman,” kata Gustri.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...