Investor Lirik ESG, Aset Investasi Hijau Global Tembus Rp 513.000 T
Berdasarkan laporan GSIA 2018, total investasi berbasis ESG sudah melampui US$ 30 miliar, naik dari sekitar US$ 22 miliar pada 2016. Eropa menjadi lahan investasi berkelanjutan paling besar diikuti AS, Kanada, dan Australia serta Selandia Baru.
Sementara Jepang menunjukan peningkatan investasi berkelanjutan hingga lima kali lipat sejak 2016 hingga 2018. Proporsi investasi hijau di Negeri Sakura juga naik drastis dari 3,4% (dibanding total investasi) menjadi 18,3% pada periode yang sama.
Di Eropa, nilai aset investasi hijau mencapai US$ 14 miliar atau 48,8% dari total investasi. Sementara di Kanada nilainya sekitar US$ 1,7 miliar atau 50,6%. Tren ini menunjukkan terus meningkatnya transisi ke investasi hijau di berbagai negara.
Tren Investasi Hijau di Indonesia
Lalu, bagaimana tren investasi hijau di Indonesia? Investasi berbasis prinsip ESG menunjukkan peningkatan yang signifikan, sejak pertama kali diluncurkan pada 2014. Walaupun secara umum porsinya masih relatif kecil dibandingkan dengan jenis investasi konvensional.
Berdasar data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2020 terdapat 14 produk reksa dana dan ETF berbasis ESG dengan nilai dana kelola (asset under management/AUM) mencapai Rp 3,062 triliun.
Angka ini meningkat drastis dibanding setahun sebelumnya, yaitu sekitar Rp 1,7 triliun dengan 10 jumlah produk. Tren naik ini merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya.
Tahun 2018 dana kelolaan bertema ESG mencapai Rp 730 miliar (tujuh produk), tahun 2017 Rp 253 miliar (2 produk), tahun 2016 Rp 42 miliar (2 produk), dan Rp 36 miliar (1 produk) pada 2015. Simak databoks berikut: