ADB: RI Butuh Investasi Rp 230-415 Triliun Untuk Pensiunkan Dini PLTU

Happy Fajrian
4 Agustus 2021, 18:45
pltu, batu bara, adb
Katadata/Joshua Siringo Ringo
Ilustrasi penghapusan PLTU batu bara.

“Sektor swasta memiliki banyak gagasan cemerlang dalam menghadapi perubahan iklim. Kami menjembatani kesenjangan antara mereka dan pemerintah,” kata Wakil Presiden ADB, Ahmed M. Saeed.

Apaagi saat ini sektor perbankan, di tengah tekanan investor besarnya, mulai menarik diri dari pembiayaan pembangkit listrik batu bara baru untuk memenuhi target iklim. Saeed mengungkapkan bahwa pembelian PLTU pertama di bawah skema ini dapat dilakukan mulai tahun depan.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, ADB telah mengalokasikan sekitar U$ 1,7 juta (Rp 24 miliar) untuk studi kelayakan di beberapa negara, termasuk di antaranya Indonesia, Filipina dan Vietnam, untuk memperkirakan biaya penutupan awal, dan aset yang dapat diperoleh.

ADB juga melakukan pendekatan kepada pemerintah dan para stakeholder terkait. "Kami ingin mengakuisisi (pembangkit batu bara) pertama pada 2022," kata Saeed. “Jika berhasil, mekanisme tersebut dapat ditingkatkan dan digunakan sebagai pola untuk wilayah lain”.

Kepala Kelompok Sektor Publik Citi-Asia Pasifik, Michael Paulus, mengatakan bahwa agar skema ini menarik, investor swasta harus terlibat.

“Ada beberapa (investor swasta) yang tertarik, tapi mereka tidak akan melakukannya dengan gratis. Mungkin mereka tidak akan menuntut tingkat return 10-12%, tapi mereka juga tidak akan menerima jika return-nya 1-2%. Kami coba mencari cara agar ini berhasil,” ujar Paulus.

Menemukan cara agar negara-negara berkembang di Asia mau meninggalkan pembangkit listrik batu bara dan beralih ke EBT merupakan tantangan berat. Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan batu bara global naik 45% tahun ini. Simak databoks berikut:

Asia akan menyumbang 80% dari pertumbuhan itu. Pasalnya sebagian besar PLTU terdapat di kawasan ini, bahkan beberapa negara masih berencana untuk membangun pembangkit baru, seperti di Indonesia dan Vietnam.

Panel Internasional tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyerukan agar komposisi listrik global yang dihasilkan dari pembangkit batu bara diturunkan dari 38% menjadi 9% pada 2030 dan menjadi 0,6% pada 2050.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...