Transformasi Ekonomi Hijau Indonesia Terus Naik dalam 10 Tahun

Abdul Azis Said
9 Agustus 2022, 15:52
ekonomi hijau, bappenas, lingkungan
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.
Ilustrasi ekonomi hijau.

Pilar lingkungan terdiri atas lima indiaktor, mulai dari presentase luas tutupan hutan, bauran energi baru dan terbarukan, presentase sampah terkelola, penurunan emisi kumulatif dan penurunan tutupan lahan gambut.

Empat indikator dari pilar sosial mulai dari angka harapan hidup hingga, tingkat kemiskinan, rata-rata lama sekolah dan tingkat pengangguran terbuka. Dia memerincikan, empat indikator yang mencatatkan performa tertinggi pada 2020 yakni tutupan hutan, sampah yang terkelola, produktivitas tenaga kerja dan angka harapan hidup.

Keempat indikator tersebut mencatatkan skor di atas 75 poin. Sementara yang terendah yakni indiaktor degradasi lahan gambut serta kemiskinan yang berada di level 25 poin.

Kenaikan kasus Covid-19 pada 2020 menyebabkan kemunduran signifikan pada tingkat kemiskinan dan pengangguran. Hal ini yang menyebabkan pilar sosial anjlok pada 2020 saat dua pilar lainnya meningkat pada 2020.

Medrilzam menyebut selama 10 tahun terakhir sebetulnya tren indeks ekonomi hijau nasional terus naik. Namun, pada tahun 2015 sempat turun signifikan karena adanya kebakaran hutan. Peristiwa tersebut yang menajadi alasan indikator lingkungan menyentuh level terendahnya dalam 10 tahun terakhir pada 2015.

Lebih lanjut, peluncuran indeks GEI ini untuk menyediakan alat ukur yang jelas untuk memantau proses transiformasi ekonomi hijau di Indonesia. Pasalnya, mengukur ekonomi hijau tidak cukup melihat dari data PDB hijau saja, melainkan perlu melihat lebih luas termasuk dari aspek sosial dan lingkungan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...