Mengenal Istilah Dead Stock, Definisi, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Image title
2 Agustus 2022, 12:02
pelaku usaha, bisnis, dead stock
ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Ilustrasi, pekerja menyiapkan barang untuk dikirim kepada konsumen di warehouse atau gudang milik Sociolla.

Keenam, penurunan permintaan terhadap suatu produk. Perubahan kondisi pasar dapat menyebabkan terjadinya penurunan permintaan secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Hal ini, dapat menyebabkan dead stock.

Cara menghindarinya, adalah dengan mempertahankan pola manajemen inventory yang efisien. Sehingga, pemesanan produk secara berlebihan dapat dihindari. Selain itu, perusahaan juga bisa menghindari dengan menyiapkan rencana darurat apabila permintaan suatu produk turun.

Ketujuh, kualitas produk buruk. Kualitas suatu produk dapat menyebabkan dead stock. Ini utamanya terjadi apabila produk yang dijual rusak, atau di bawah standar dapat menyebabkan produk tidak dibeli oleh konsumen.

Cara menghindarinya, adalah dengan menetapkan standar yang ketat untuk bahan baku dan produk, sebelum produk tersebut masuk ke gudang atau dalam proses pembuatan.

Kedelapan, minat pelanggan terhadap produk yang dijual kurang. Jika pelanggan kurang tertarik pada produk yang ditawarkan, kemungkinan besar produk tersebut akan mengalami dead stock.

Cara menghindarinya, adalah dengan riset pasar yang lebih baik, termasuk berbicara langsung dengan calon konsumen, sehingga perusahaan mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.

Cara Mengatasi Dead Stock

Dead stock adalah masalah yang cukup umum pada sebuah bisnis, dan hampir semua perusahaan mengalaminya. Namun, masalah ini bukan tanpa solusi, karena ada beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meminimalisirnya.

Secara umum, untuk meminimalisir dead stock dapat dilakukan melalui strategi jangka pendek dan jangka panjang. Secara perinci, strategi-strategi yang dimaksud, adalah sebagai berikut.

1. Strategi Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, ada lima strategi jangka pendek untuk mengatasi masalah dead stock. Lima strategi tersebut, antara lain:

  • Memberikan Diskon

Strategi yang paling mudah menyingkirkan produk dead stock, adalah memberikan diskon besar kepada konsumen, dengan harapan dapat meningkatkan permintaan terhadap produk.

Produk dead stock tersebut mungkin tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan strategi ini, tapi perusahaan dapat memulihkan beberapa biaya produksi dan meningkatkan ruang penyimpanan gudang.

  • Membuat Bundling

Perusahaan juga dapat menjalankan strategi bundling produk dead stock dengan produk lain yang masih berkaitan. Harapannya, ini akan mampu meningkatkan permintaan. Dengan fokus ke permintaan yang lebih tinggi ini dapat menyingkirkan persediaan produk dead stock di dalam gudang.

  • Menjual Produk Dead Stock di Marketplace

Pilihan lain yang dapat dipertimbangkan perusahaan, adalah menjual produk dead stock secara daring atau online di marketplace. Untuk menjalankannya, perusahaan bisa membuat beberapa campaign yang menarik, sehingga calon konsumen tertarik membeli.

  • Mengembalikan Produk ke Supplier

Perusahaan juga bisa bernegosiasi dengan supplier untuk mengembalikan produk dead stock. Meski demikian, hal ini tentunya tergantung apakah ada syarat dan ketentuan terkait pengembalian pada saat perusahaan dan supplier mengikat perjanjian jual beli.

  • Mendonasikan Produk

Mendonasikan produk juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi dead stock. Cara ini memang tidak mendatangkan keuntungan, namun dengan mendonasikan produk, dampak negatif yang ditimbulkan ari dead stock seperti berkurangnya space gudang, dapat teratasi.

Selain itu, dengan mendonasikan produk dead stock, produk akan diperlakukan dengan baik (dikonsumsi), ketimbang berakhir di tempat pembuangan yang dapat berpotensi merusak lingkungan.

Patut diingat, bahwa produk dead stock yang didonasikan bukan merupakan produk yang sama sekali tidak bisa dipakai atau dikonsumsi. Melainkan, produk-produk yang masih layak dikonsumsi, dan tidak melewati waktu kedaluwarsa

2. Strategi Jangka Panjang

Beberapa strategi jangka panjang yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi dead stock, antara lain:

  • Rutin Menjalankan Stock Opname

Pelaku usaha dapat mewajibkan staf gudang untuk secara rutin stock opname. Ini harus dilakukan, agar manajemen mendapatkan stok barang secara riil, yang dapat dijadikan acuan bagi production planning and inventory control (PPIC), serta menetapkan kebijakan pembelian, saat melakukan perencanaan produksi serta pembelian material.

  • Menghabiskan Stok Lama

Perusahaan juga bisa menunda proses pergantian spesifikasi produk, dengan cara menghabiskan stok yang lama terlebih dahulu kepada bagian engineering dan marketing. Apabila tidak bisa dilakukan, manajemen bisa meminta kepada engineering agar material spesifikasi produk lama yang masih tersisa di gudang dialihkan ke tipe yang lain.

  • Memperbarui Layout Tempat Penyimpanan

Memperbarui layout tempat penyimpanan atau gudang bisa menjadi cara alternatif untuk mengatasi dead stock. Ini dapat dijalankan, dengan melakukan reposisi material, yakni mengelompokkan produk sesuai dengan material yang ada.

  • Melakukan Forecast Pembelian

Manajemen bisa melakukan forecast pembelian untuk beberapa bulan ke depan sesuai dengan data kebutuhan yang didapat dari marketing. Ini dilakukan sebelum melakukan negosiasi dengan supplier, yang mensyaratkan adanya minimum order.

Salah satu alasan yang perlu diketahui tentang penerapan minimum order adalah, biaya yang ditanggung supplier akan tertutup bila memproduksi barang sesuai dengan jumlah minimum.

Dengan cara memberikan forecast dalam beberapa bulan ke depan, supplier bisa melakukan proses produksi dalam satu jalan. Sisa produksi yang belum diminta bisa disimpan di gudang supplier terlebih dahulu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...