Mengenal Arcturus, Varian Baru Covid-19 yang Terdeteksi di Indonesia

Dini Pramita
14 April 2023, 16:55
Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 booster kedua ke seorang warga di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (24/1/2023). Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan mulai memberikan vaksinasi COVID-19 booster kedua kepada masyarakat umum
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Tenaga kesehatan bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 booster kedua ke seorang warga di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (24/1/2023). Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan mulai memberikan vaksinasi COVID-19 booster kedua kepada masyarakat umum yang berumur 18 tahun ke atas.


Kasus di Dunia

Van Kerkovhe pada akhir Maret menyebutkan dari 800 sekuens yang didapatkan dari 22 negara, menunjukkan asalnya dari India. Sementara itu, Kementerian Kesehatan India melaporkan 40.215 kasus Covid aktif pada 12 April, naik 3.122 hanya dalam satu hari. Arcturus diyakini sebagai dalang utama di balik peningkatan kasus tersebut.

Di Inggris, ditemukan 50 kasus yang disebabkan Arcturus. Namun, belum ada lonjakan kasus secara drastis seperti yang dialami India.

Sementara itu di Amerika Serikat, keberadaan Arcturus terdeteksi di 18 negara bagian. Dari 176.358 kasus yang terkonfirmasi pada 27 Maret di negara itu, sebagian di antaranya disebabkan oleh XBB.1.16.

Menurut monitoring WHO, subvarian ini paling banyak menerjang kawasan Asia Tenggara dan Mediterania Timur. Di kawasan mediterania, virus ini tercatat paling banyak ditemukan di Iran, Kuwait, Qatar, dan Libya. Sementara di Asia, kasus ini tercatat di Singapura, India, Nepal, dan sekarang di Indonesia.


Vaksin untuk Mencegah Penularan Arcturus

Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan meski penularannya cepat, namun gejala yang ditimbulkan relatif tidak berat dengan fatalitas yang lebih rendah dibandingkan varian Delta. "Dari hasil survei serologi yang dilakukan Kemenkes dan FKM UI pada Januari 2023 menunjukkan hampir seluruh masyarakat telah memiliki antibodi Covid-19," kata dia (05/04).

Iwan menjelaskan dari analisis kematian akibat Covid-19, seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian yang jauh lebih rendah, terutama pada golongan lansia. Sebab itu, ia menyarankan masyarakat tidak panik dan segera melengkapi vaksin Covid-19.

Ia mengatakan apabila seseorang melengkapi vaksinnya sampai booster kedua, antibodi yang ada di dalam tubuhnya menjadi lebih kuat untuk memerangi varian Covid-19, termasuk Arcturus. "Arcturus merupakan varian Omicron. Vaksin-vaksin yang ada di Indonesia terbukti efektif menghadapi varian Omicron dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian," kata dia.

Ia meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker di tempat umum. Sebab varian Arcturus ini sama seperti varian Covid-19 lainnya yang ditularkan melalui droplet atau percikan air liur.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...