Mengenal Istilah Baru Pendidihan Global, Gantikan Era Pemanasan Global

Aditya Widya Putri
4 Agustus 2023, 10:41
Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres di markas besar PBB, New York, Kamis (27/7), menyebut bahwa bumi telah memasuki era pendidihan global (global boiling), bukan lagi pemanasan global (global warming).
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres di markas besar PBB, New York, Kamis (27/7), menyebut bahwa bumi telah memasuki era pendidihan global (global boiling), bukan lagi pemanasan global (global warming).

Istilah Superlatif guna Picu Aksi Lingkungan

Istilah pendidihan global yang dilontarkan Guterres memicu perhatian dunia, meski sebagian ilmuwan mengatakan bahwa istilah tersebut tidak ilmiah. Tapi beberapa yang lain menyebut istilah pendidihan global bisa jadi relevan.

“Guterres mencoba membuat istilah yang lebih menarik dan sensasional untuk mendapat perhatian. Kita memang harus membuat pemerintah menanggapi perubahan iklim dengan serius dan meletakkannya sebagai prioritas kerja mereka,” Piers Forster, profesor fisika iklim di University of Leeds di Inggris dan ketua Komite Perubahan Iklim Inggris, turut merespon.

Ini bukan pertama kalinya PBB menciptakan istilah dalam upaya penyampaian risiko akibat perubahan iklim. Pada tahun 2021, Guterres menggunakan frasa “kode merah untuk kemanusiaan” (red code for humanity) untuk mendeskripsikan laporan tentang manusia yang memicu iklim bergeser ke wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebelumnya kita juga familiar terhadap istilah “pemanasan global” yang dipopulerkan Wallace Smith Broecker. Ia mempopulerkan istilah pemanasan global lewat artikel terbitan 1975 yang memprediksi kenaikan karbon dioksida pada atmosfer sehingga berakibat pada pemanasan bumi.

Pada tahun 1984, Broecker mengatakan kepada subkomite DPR AS bahwa penumpukan gas rumah kaca memerlukan perhatian nasional yang baru dan berani untuk memahami operasi atmosfer, lautan, es dan biosfer terestrial. Ia sudah memprediksi adanya efek global yang menghancurkan bumi akibat penggunaan bahan bakal fosil yang massif.

"Kita hidup dalam sistem iklim yang sensitif dan dapat berubah secara tiba-tiba. Dengan membuang gas rumah kaca ke atmosfer dari pembakaran bahan bakar fosil, kita sedang melakukan percobaan dengani efek menghancurkan,” kata Broecker kepada Associated Press pada 1997.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...