Kisah Gurita Traveloka dan Upaya Menembus Bursa Amerika

Intan Nirmala Sari
15 September 2021, 07:00
Traveloka, IPO, IPO Unicorn
Traveloka
Traveloka Resmikan Kantor Pusat Baru di Digital Hub, BSD City, Tangerang, Kamis (18/3/2021).

Pada awal berdiri, Traveloka hanya memiliki tim beranggotakan delapan orang. Jumlah yang minim tersebut dimaksimalkan ke dalam beberapa divisi seperti bagian keuangan, operasional, pemasaran, dan lainnya.

Seiring berjalannya waktu, pada 2013 Ferry melihat kebutuhan masyarakat yang meningkat, tidak sebatas mencari referensi tiket pesawat murah, melainkan juga untuk membeli tiket pesawat. Alhasil, Ferry dan rekan-rekannya memutuskan untuk mengembangkan bisnis menjadi situs layanan pemesanan pesawat.

Sebagai perusahaan yang terbilang baru merintis saat itu, tentunya banyak hal yang harus dilakukan Traveloka. Mulai dari membentuk manajemen solid, hingga mencari investor dengan visi yang sama. Ferry juga harus meyakinkan maskapai-maskapai penerbangan untuk beker jasama, sembari terus membenahi layanan pelanggan (customer service).

Berlatar belakang lulusan IT yang minim pengetahuan terkait finance, Ferry dan kedua rekannya mengaku sempat kesulitan dalam menggaet investor dan memproyeksikan model bisnisnya. Namun, kerja keras berbuah hasil, Traveloka berhasil mendapatkan pendanaan dari East Ventures dan Global Founders Capital pada 2013.

Valuasi Traveloka terus melejit. Enam tahun kemudian startup ini berhasil masuk kelas unicorn, yaitu perusahaan rintisan bervaluasi lebih dari US$ 1 miliar -sekitar Rp 14,4 triliun. Dikabarkan saat itu nilainya tembus US$ 2 miliar. 

Pada Oktober tahun lalu, CBInsights mengeluarkan laporan valuasi startup di Tanah Air. Lembaga riset ini menyebutkan ada dua startup Indonesia yang mengalami penambahan valuasi. Satu di antaranya yakni Traveloka dengan nilai US$ 3 miliar.

Aplikasi Traveloka
Aplikasi Traveloka (Traveloka, Instagram/@travelokaeats)

Layanan Tiket Pesawat hingga Alat Pembayaran

Setelah dua tahun berfokus pada layanan pemesanan tiket pesawat, Traveloka secara perlahan mengembangkan bisnisnya ke ranah layanan pemesanan hotel. Per Juli 2014, layanan reservasi hotel resmi diluncurkan pada situs Traveloka. Kemudian, Agustus di tahun yang sama, Traveloka mengumumkan peluncuran aplikasi yang dapat diunduh melalui Play Store maupun App Store.

Belum genap setahun, pada April 2015 Traveloka berhasil mencatatkan satu juta unduhan. Gencar berekspansi, pada tahun yang sama Traveloka resmi merambah ke lima negara di Kawasan Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, serta Filipina.

Traveloka kemudian terus berinovasi dan menciptakan produk baru, tidak hanya fokus pada layanan travel, juga pada produk pelayanan lifestyle lainnya termasuk di bidang keuangan, reservasi berbagai aktivitas lokal dan direktori kuliner. Traveloka juga berkolaborasi dengan beberapa perusahaan keuangan untuk menyediakan fitur pay later.

Hingga Juni 2021, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI telah menyalurkan kredit melalui layanan Traveloka pay later sebanyak Rp 556,8 miliar. Adapun, jumlah penggunanya tembus 49.053 orang dengan outstanding mencapai Rp 433,7 miliar.

Teranyar, Senin (13/9) perusahaan resmi memperkenalkan Traveloka PayLater Virtual Card Number. Manajemen mengklaim ini merupakan metode pembayaran cicilan terbaru yang pertama tersedia di Asia Tenggara. Menariknya, pengguna Traveloka Paylater ini tidak hanya bertransaksi di Traveloka, juga di berbagai platform e-commerce lainnya. Dalam menghadirkan Traveloka PayLater Virtual Card Number, perusahaan bekerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk alias BNI.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...