Mengenal Avian, Pemimpin Pasar Cat Dekoratif Besutan Keluarga Tanoko

Amelia Yesidora
14 Desember 2021, 09:00
Avian, saham AVIA, emiten:AVIA, Profil perusahaan, IPO, aksi korporasi
Avian

Di pengujung 2021, Bursa Efek Indonesia kedatangan banyak emiten baru, dari industri agrikultur, makanan ringan, hingga teknologi informasi. Salah satu perusahaan yang menawarkan saham perdana alias IPO tahun ini yaitu PT Avia Avian Tbk.

Perusahaan cat dengan kode saham AVIA itu berhasil menggalang dana IPO terbesar untuk sektor industri cat di Asia. Tak hanya sekadar melantai di bursa Tanah Air, perusahaan juga melangsungkan aksi korporasi lainnya, yakni private placement alias penawaran saham terbatas. 

Avian secara resmi melantai di BEI pada 8 Desember lalu dengan melepas 6,2 miliar lembar dengan harga perdana Rp 930 per saham. Aksi korporasi tersebut membuat perusahaan cat ini mampu mengantongi dana Rp 5,77 triliun.

Di saat yang sama, pemegang saham Avian menggelar penawaran terbatas untuk 5,575 miliar lembar saham melalui skema private placement. Nilai potensinya Rp 5,2 triliun. 

Berkat dua aksi korporasi itu, AVIA memperoleh dana Rp 10,95 triliun. Capaian tersebut sekaligus menjadi nilai terbesar untuk sektor industri cat di Asia, IPO kedua terbesar untuk sektor cat secara global, dan IPO ketiga terbesar di Indonesia sejak 2008.

Melansir siaran pers Avian, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal (capital expenditure), dan pembayaran kembali utang bank Avian Brands beserta anak perusahaannya. Salah satu pembelanjaan modal yaitu membeli pabrik ketiga di Cirebon yang bakal selesai dibangun pada 2025. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi 225 ribu metrik ton per tahun.

Sayangnya, meskipun mampu menorehkan prestasi baru harga saham AVIA tak bergerak mulus pada hari pertama melantai di BEI. Pada awal perdagangannya, saham AVIA dibuka dengan harga penawaran Rp 930 per saham dan sempat menyentuh level tertinggi Rp 970.

Namun tak lama berselang dari waktu perdagangan, harganya terus mengalami tren penurunan. Hingga akhir perdagangan Rabu (8/12), saham AVIA ditutup pada level terendah Rp 865 per saham, atau terkoreksi 6,99 % dari harga pembukaan. 

Adapun per Jumat (10/12), saham AVIA ditutup hijau, naik 3,5 % di level Rp 875 per saham dari hari sebelumnya Rp 835. Namun jika merunut sejak harga saham AVIA ditawarkan, harganya sudah turun 5,9 % per akhir pekan lalu (10/12).

Saat ini, pemegang saham AVIA terbanyak dikuasai PT Tancorp Surya Sentosa hingga 39,69 %. Perusahaan ini dimiliki oleh Hermanto Tanoko yang menduduki komisaris utama, sekaligus anak dari founder Avian. Di posisi kedua ada PT Wahana Lancar Rejeki yang menguasai saham 35,23 %. Sementara itu, 10 % saham lainnya dimiliki publik. 

PT Avia Avian Tbk (AVIA)
PT Avia Avian Tbk (AVIA) (Avian)

Avian Rintisan Bisnis Keluarga Tanoko

Perjalanan perusahaan ini berawal dari dibangunnya pabrik cat seluas 800 meter persegi oleh Soetikno Tanoko pada 1 November 1978 di Sidoarjo, Jawa Timur. Awalnya, pabrik ini hanya memproduksi cat kayu dan besi. Pada 1981 pabrik mulai memproduksi cat tembok dengan merk Avitex.

Empat tahun setelah pabrik pertama berdiri, anak termuda Soetikno, Hermanto Tanoko bergabung untuk mengurus pabrik ini. Setahun sesudahnya, pada 1983, anak tertua Soetikno, Wijono Tanoko menyusul adiknya untuk turut andil dalam perusahaan cat tersebut. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...