Duet Alumni ITB Mengembangkan Nusatama Berkah hingga IPO

Amelia Yesidora
22 Februari 2022, 10:36
Duet Alumni ITB Mengembangkan Nusatama Berkah hingga IPO
nusatamaberkah/instagram
Nusatama Berkah

Sebagai penunjang keempat jenis bisnis tersebut, hingga Mei 2021, pendapatan terbesar NTBK diperoleh dari perusahaan pertambangan. Dalam sumber pendapatan perseroan disebutkan lini pertambangan menyumbang Rp 12,5 miliar atau setara 64 % dari total pendapatan.

Kemudian, lini kehutanan berkontribusi Rp 6,5 miliar atau setara 33,1% pendapatan dan lini konstruksi sebesar Rp 438 juta atau setara 2,23% pendapatan. Lalu, lini migas menyumbang Rp 108 juta atau setara 0,55 % dari total pendapatan perusahaan. Total pendapatan hingga Mei 2021 sebesar Rp 19,6 miliar.

Jenis kendaraan yang menyumbang pendapatan NTBK adalah logging pole truck dan side dump truck serta trailer. Ketiga kendaraan ini digunakan sebagai penunjang sektor industri kehutanan, pertambangan, dan migas.

Dalam prospektus perusahaan disebutkan bahwa segmen pasar yang menjadi target perusahaan adalah kendaraan transportasi mineral dan batubara (hauling), pengerukan dan overburden (OB) removal, transportasi bahan bakar minyak, air, semen, hingga beton siap pakai. Untuk menyasar pasar tersebut, perusahaan mempunyai kapasitas produksi 100 unit per bulan. 

Nusatama Berkah Didirikan Oleh Duet Alumni ITB

Nusatama Berkah dibangun oleh Bambang Susilo dan Ismu Prasetyo, duo alumni Teknik Mesin dari ITB. Sebelum membangun NTBK, kedua orang ini lebih dulu menekuni industri kendaraan spesial begitu lulus dari kampus pada 1989.

Bambang Susilo tercatat pernah menjadi insinyur (engineer) di PT United Tractor Pandu Engineering selama setahun setelah lulus dari ITB. Kemudian ia pindah ke PT Cipta Intrasarana Intitama sebagai kepala insinyur desain dari 1990 hingga 2004. Karier Bambang di perusahaan ini berlanjut hingga menjabat presiden direktur di 2004 hingga 2009. Di Cipta Intrasarana itulah Bambang bertemu Ismu Prasetyo.

Ismu sendiri telah bergabung di PT Cipta Intrasarana sejak 1990. Ia pernah menjabat sebagai Direktur General & Administratif, Sumber Daya Manusia, Business Development, serta sekretaris perusahaan. Kariernya berlanjut hingga mencapai posisi komisaris dari 2003 hingga 2009. Sebelumnya, Ismu juga tergabung sebagai insinyur di LPM ITB selama sebelas tahun, dari 1988 hingga 1999.

Setelah Ismu dan Bambang keluar dari PT Cipta Intrasarana, mereka bekerja sama membangun Nusatama Berkah di 2009. Ismu menjabat sebagai direktur perusahaan dan Bambang sebagai direktur utama. Jabatan ini masih mereka pegang hingga sekarang.

Kedua direktur NTBK ini memegang porsi saham yang sama yaitu 100 juta lembar, setara 3,7 % dari total saham perusahaan. Pemegang saham NTBK terbesar adalah PT Reborn Capital sebanyak 1,4 miliar lembar, setara 51,85 %.

Sementara saham di tangan publik sebanyak 700 juta atau setara 25,93 %. Dua nama lain yang memegang saham NTBK yaitu Andri Budhi Setiawan selaku komisaris utama dengan porsi 10,37 % setara 280 juta lembar dan Wulan Lukita Dewi selaku komisaris sebesar 4,45 % atau 120 juta lembar.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...