Laba BNI Berisiko Tergerus Cadangan Kerugian Kredit Duniatex dan KS

Martha Ruth Thertina
22 Oktober 2019, 14:35
BNI, Laba BNI, Duniatex, Krakatau Steel, BBNI
Arief Kamaludin|KATADATA

(Baca: Menimbang Prospek Bisnis Duniatex di Tengah Belitan Utang)

Di sisi lain, tim riset Mirae melihat adanya pengetatan likuiditas yang tercermin dari peningkatan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) seiring pertumbuhan pesat kredit. Per Agustus, LDR tercatat 96,8%. Sedangkan pertumbuhan kredit tercatat mereda dari 20,1% secara tahunan per Juli menjadi 19,7% secara tahunan per Agustus.

“Maka itu kami berekpektasi tekanan NIM akan dimulai pada 2020, utamanya dimotori oleh rata-rata bunga kredit yang lebih rendah,” kata tim riset Mirae.

Dengan mempertimbangkan kenaikan provisi dan tekanan NIM, tim riset Mirae merevisi turun 11,3% prediksi laba bersih BNI menjadi Rp 14,44 triliun pada 2019. Sedangkan prediksi laba unuk 2020 direvisi turun 9,3% menjadi Rp 16,55%.

(Baca: Rencana PTPP Akuisisi Anak Krakatau Steel Temui Jalan Buntu)

Prediksi laba BNI yang sebesar Rp 14,4 triliun tersebut 3,8% lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu. Sedangkan prediksi laba tahun depan yang sebesar Rp 16,55 triliun naik 14,6% dari proyeksi tahun ini.

Seiring proyeksi tersebut, tim riset Mirae menurunkan rekomendasi atas saham BNI dari “Buy” menjadi “Hold”. Proyeksi target harga pun direvisi dari Rp 10.900 menjadi Rp 8.000. Risiko atas proyeksi ini adalah progres pembangunan infrastruktur yang lebih lambat, perlambatan ekonomi domestik, likuiditas yang lebih ketat, dan terbatasnya kenaikan NIM pada 2019.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...