Negosiasi Masalah Utang Rp 35 T Krakatau dengan 17 Bank Hampir Rampung

Image title
10 Mei 2019, 07:36
Restrukturisasi Utang Krakatau Steel
Arief Kamaludin | Katadata
Logo Krakatau Steel di Cilegon, Rabu, (26/11).

Royke mengatakan, dengan perbaikan kinerja Krakatau Steel yang dilakukan pada fase pertama, harga saham Krakatau Steel diyakini akan membaik. Kreditur yang mengonversi utang ke saham dapat menjual saham yang harganya membaik tersebut. "Convertible bond mungkin dalam lima tahun ke depan," kata dia.

Sebagai gambaran, harga saham perusahaan berkode emiten KRAS tersebut, berada pada level Rp 386 per saham pada penutupan perdagangan kamis (9/5). Saham KRAS mengalami koreksi sebesar 3,98% sepanjang 2019. Sedangkan dalam satu tahun belakangan, saham KRAS terkoreksi 13,45%.

Royke mengatakan, dari 17 bank yang menjadi kreditur Krakatau Steel, tidak semuanya bakal mengikuti tiga fase pelunasan utang tersebut. Namun, Bank Mandiri diperkirakan bakal ikut dalam ketiga fase tersebut.

Sebelumnya, Krakatau Steel sudah mengantongi izin pemegang saham untuk melakukan restrukturisasi utang dengan skema-skema tersebut. Izin diberikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan pada 26 April lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Silmy mengatakan, pihaknya berharap Krakatau Steel mampu membayar utang sebesar US$ 2,2 miliar, sehingga menyisakan utang sekitar US$ 600-700 juta dolar.

Selangkah Menuju Holding BUMN Tambang

Persetujuan restrukturisasi utang oleh kreditur akan memuluskan langkah Krakatau Steel untuk bergabung ke dalam holding BUMN sektor tambang yang dipimpin Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, restrukturisasi utang Krakatau Steel perlu dilakukan agar tidak menganggu keseimbangan neraca keuangan Inalum. Apalagi, Inalum memiliki utang dalam bentuk obligasi global.

"Supaya nanti pada saat dimasukkan (ke dalam holding), kami kan ada outstanding global bond, itu tidak membuat (berat) posisi balance sheet-nya Inalum terhadap global bond," kata Budi Gunadi kepada katadata.co.id di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, beberapa waktu lalu.

(Baca: Gabung Holding BUMN, Krakatau Steel Optimistis Kinerja Akan Naik)

Budi menilai masuknya Krakatau Steel ke dalam Holding BUMN Tambang tergantung seberapa cepat manajemen Krakatau Steel bisa melakukan kesepakatan dengan bank-bank pemberi pinjaman. "Jadi, tahap pertama memang restrukturisasi dulu," kata dia.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...