Laba Bersih Bukit Asam Naik 12,3%
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat laba bersih pada 2018 mencapai Rp 5,02 triliun atau meningkat sebesar 12,3% dari 2017. Peningkatan ini disebabkan karena adanya efisiensi dan optimalisasi biaya angkut.
Direktur Niaga Bukit Asam Adib Ubaidillah menjelaskan, perusahaan juga mulai menggenjot produksi batu bara berkalori tinggi, yaitu diatas enam ribu kalori. Komoditas dengan kalori tersebut tidak terjadi penurunan harga.
Harga batu bara kalori tinggi memiliki rata-rata sebesar US$ 95-100 per ton. Sedangkan, batu bara dengan kalori dibawa enam ribu memiliki harga sebesar US$ 46 dolar per ton. Nilai itu merupakan yang terendah sejak lima tahun terakhir.
"Tahun lalu kami mulai memproduksi kualitas tinggi karena harganya tidak turun. Kondisi ini cukup membantu perusahaan," kata Adib, di Jakarta, Senin (11/3).
Pendapatan perseroan pada 2018 sebesar Rp 21,17 triliun, terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 49% dan penjualan ekspor sebesar 48%. Selebihnya, sebesar tiga persen diperoleh dari aktivitas usaha lainnya, seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
Selain dipengaruhi oleh volume, peningkatan pendapatan usaha juga dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara 2018 yang mengalami kenaikan sebesar tiga persen, dari Rp 808.690 per ton di 2017 menjadi Rp 83.558 per ton.
Kenaikan tersebut akibat kenaikan harga rata-rata batu bara Newcastle selama tahun 2018 yang cukup signifikan yaitu sebesar 21%.
(Baca: Tekan Impor, Menteri Rini Dorong Industri Hilirisasi Batu Bara)
Adapun, realisasi produksi pada 2018 sebesar 26,36 juta ton. Angka ini meningkat enam persen dibandingkan pada 2017 yaitu sebesar 24,5 juta. Peningkatannya sejalan dengan kesiapan angkutan batu bara kereta api.
"Soalnya ini diangkut sama kereta api. Kami juga akan meningkatkan logistik untuk mendorong produksi kita," kata Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin.
Target Bukit Asam di 2019
Pada 2019 Bukit Asam menargetkan produksi sebesar 27,26 juta ton atau naik tiga persen dari tahun lalu. Sedangkan, untuk target volume penjualan sebesar 28,38 juta ton. Terdiri dari penjualan domestik 13,67 juta, penjualan batu bara ekspor 14,71 juta.
Perusahaannya menganggarkan investasi seesar Rp 6,47 triliun, terdiri dari 1,13 triliun untuk investasi rutin, Rp 5,34 triliun untuk investasi pengembangan usaha.