IHSG dan Bursa Asia Berguguran Terseret Kejatuhan Wallstreet

Happy Fajrian
18 Desember 2018, 10:47
Bursa saham
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

"Pada dasarnya ini hanya kepanikan para investor retail. Mereka menyalah artikan perlambatan ekonomi dengan resesi," kata Hackett.

Investor juga masih menantikan hasil rapat The US Federal Reserve (The Fed) yang walau terus mendapat kritik dari Presiden AS Donald Trump, akan menaikkan suku bunga acuannya Rabu (19/12) besok. Dalam cuitannya di Twitter Trump mengatakan, "sangat menakjubkan bank sentral (the Fed) masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga". Trump menilai suku bunga acuan saat ini sudah sangat tinggi, dan sangat bodoh jika The Fed kembali menaikkan suku bunganya.

Melambatnya perekonomian global terlihat dari sejumlah data ekonomi yang dirilis AS dan Tiongkok yang di bawah ekspektasi. Sementara itu Bank Sentral Eropa juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa untuk tahun 2018 dan 2019, masing-masing dikurangi sebesar 0,1%.

Padahal ada perkembangan positif dari negosiasi yang berlangsung antara AS dan Tiongkok. Namun kekhawatiran investor yang berlebihan terkait melambatnya pertumbuhan perekonomian global, membuat aura positif perang dagang tersebut tidak bertenaga mengangkat bursa global.

(Baca juga: Pemerintah Siap Tindak Lanjuti Rencana Investasi Pegatron di Indonesia)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...