Keyakinan Investor di Bursa Tidak Terpengaruh Teror Bom Surabaya

Hari Widowati
14 Mei 2018, 18:39
bursa-saham-the-fed
KATADATA
Transaksi saham di Bursa Efek Indonesia tidak terpengaruh dampak teror bom di Surabaya.

Valuasi harga saham-saham di BEI dinilai sudah cukup murah ketika IHSG berada di kisaran 5.900 poin. Tito mengungkapkan, investor jangka panjang dari institusi, seperti asuransi, dana pensiun, dan reksadana kembali masuk ke bursa. Para investor domestik dianggap dapat mengimbangi aksi jual yang dilakukan investor asing. Penurunan IHSG yang terlihat cukup dalam pada sesi awal perdagangan biasanya akan berbalik menjelang penutupan perdagangan (pre-closing) dengan nilai cukup signifikan Rp 700 miliar-Rp 1 triliun.

Dalam beberapa pertemuan dengan para pelaku pasar, Tito mendapatkan laporan bahwa sebagian besar investor menilai ketidakpastian di pasar finansial masih tinggi. "Mereka mempertanyakan bagaimana APBN kita, pendapatan pajak, dan subsidinya kalau dolar Amerika Serikat (AS) dan harga minyak naik?" ujar Tito. Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terdepresiasi 3,08% ke level Rp 13.957 per dolar AS sedangkan harga minyak mentah Brent berada di level US$ 77,16 per barel. Nilai tukar rupiah dan harga minyak tersebut jauh di atas asumsi APBN 2018 sebesar Rp 13.500 per dolar AS dan US$ 48 per barel.

Dalam waktu dekat, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 7 days repo rate sebesar 25 basis poin (bps) hingga 50 bps untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah. Pemerintah juga diharapkan memberikan kepastian mengenai kondisi APBN 2018.

(Baca: Gubernur BI: Ada Ruang Cukup Besar Sesuaikan Suku Bunga Acuan)

Untuk mengantisipasi ancaman terhadap perdagangan saham di BEI, otoritas bursa akan memperkuat infrastruktur teknologi informasi. Salah satu upayanya dengan menambah satu lokasi baru untuk Disaster Recovery Center (DRC) dengan server yang berbasis komputasi awan. "Kami ingin ada tambahan back up untuk pertahanan pasar modal. Untuk server yang di cloud tambahan kapasitasnya sebesar 1 juta order per hari," kata Tito. Saat ini, Jakarta Automated Trading System (JATS) mampu menampung 50 juta order setiap hari.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...