Saham Induk Beras "Maknyuss" Bergerak Liar, BEI Minta Penjelasan

Miftah Ardhian
24 Juli 2017, 15:57
Bursa Efek Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bursa Efek Indonesia

Namun, bila kasus tersebut bisa cepat diselesaikan perusahaan, ia melihat kemungkinan pulihnya kepercayaan publik sehingga laju saham AISA bisa kembali ke jalur positif. Beda cerita bila penyelesaian kasusnya berlarut-larut, bukan tidak mungkin bakal semakin memberatkan AISA.

Sementara itu, Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, pergerakan saham AISA dalam jangka panjang sulit diprediksi. Yang jelas, "Pelaku pasar kalau ada sentimen jelek cenderung sell (jual)," ucapnya. Menurut dia, pergerakan saham AISA masih akan dipengaruhi oleh hasil penyelidikan kepolisian dan penjelasan dari manajemen perusahaan.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Khusus, Kepolisian Republik Indonesia, Brigjen Agung Setya menyebut, hasil uji laboratorium yang dilakukan petugas mendapati bahwa beras kemasan produksi anak usaha AISA yaitu PT IBU didominasi jenis IR64 yang setara beras medium bersubsidi. Meski, produsen mengoplosnya dengan beberapa jenis beras lain yang lebih baik seperti Rojo Lele dan Pandan Wangi.

“Penyidik menduga mutu dan komposisi beras ‘Maknyuss’ dan ‘Cap Ayam Jago’ yang diproduksi PT IBU tidak sesuai dengan apa yang tercantum pada label,” kata Agung. 

Merespons tuduhan tersebut, AISA telah menyampaikan bantahan tertulisnya dalam keterbukaan informasi di situs BEI. Direktur AISA Jo Tjong Seng menyatakan bahwa PT IBU membeli gabah dari petani dan beras dari mitra penggilingan lokal. “Dan tidak menggunakan beras subsidi yang ditujukan untuk program Beras Sejahtera (Rastra) Bulog dan atau bantuan bencana dan atau bentuk lainnya dalam menghasilkan beras kemasan berlabel,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...