Koalisi Jokowi Kalah Telak, IHSG dan Rupiah pun Terjerembab

Image title
Oleh
3 Oktober 2014, 23:14
Jokowi & JK
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah sejak 24 September hingga 3 Oktober, sudah melemah hingga 1,86 persen, menjadi Rp 12.178 per dolar. Sebelumnya rupiah sudah bisa menekan laju dolar AS di bawah Rp 12.000 dalam empat bulan terakhir. (Baca: Kepercayaan Pasar Akan Pulih Setelah Jokowi Dilantik)

Aksi jual yang membuat IHSG dan rupiah bisa anjlok ini menunjukkan kekhawatiran pasar terhadap kondisi politik. Jokowi akan sulit mendapatkan dukungan parlemen dalam pemerintahannya mendatang.

?Tentu nanti dikhawatirkan oleh pelaku pasar pemerintahan jadi kurang efektif dalam melaksanakan pekerjaan,? ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, kemarin. (Baca: Ini Sebab Deklarasi Capres Direspons Negatif Pasar)

Dukungan pasar terhadap Jokowi sudah terlihat ketika pengumuman pencapresannya pada 14 Maret lalu. Indeks ketika itu langsung naik 3,2 persen ke posisi 4.879 poin, sedangkan rupiah menguat hingga hampir ke level terendah tahun ini, Rp 11.356 per dolar.

Ketika pasar melihat peluang Jokowi besar, pasar akan merespons positif, IHSG dan rupiah cenderung membaik. Bahkan, saat itu muncul fenomena ?Jokowi effect? ketika IHSG dan rupiah menguat.

Namun sebaliknya, jika pasar melihat peluang Jokowi terhambat, maka pasar akan merespons negatif, IHSG dan rupiah semakin drop. (Baca: Persepsi Pasar terhadap Pilpres 2014)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Safrezi Fitra
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...