Koreksi Saham Tambang Berlanjut, IHSG Masih Mampu naik 0,29%

Image title
14 Juli 2020, 17:48
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
IHSG naik 0,29% ke level 5.079,12 meskipun koreksi saham-saham di sektor pertambangan berlanjut.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup naik tipis 0,29% menyentuh level 5.079,12 pada perdagangan Selasa (14/7).  Koreksi saham-saham di kelompok sektor pertambangan sebesar 0,86% menjadi pemberat utama laju indeks hari ini.

Misalnya saham Bukit Asam Tbk (PTBA) yang turun 1,38% ke level Rp 2.140 per saham. Kemudian Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) terkoreksi 1,61% ke level Rp 7.625. Lalu Vale Indonesia Tbk (INCO) merosot 2,11% ke level Rp 3.250.

Adapun Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) yang harga sahamnya anjlok 4% ke Rp 1.320 menjadi top losers di sektor tambang. Sementara Adoro Energy Tbk (ADRO) sahamnya tidak bergerak di level Rp 1.155 per saham.

Sementara sektor-sektor yang menopang laju IHSG hari ini di antaranya sektor manufaktur yang naik paling tinggi 1,24%, diikuti konsumer sebesar 1,15%, lalu industri dasar melesat 1,53%, dan aneka industri naik 0,91%.

(Baca: Ditopang Empat Emiten, IHSG Sesi Satu Naik 0,13%)

Penurunan pada saham-saham tambang tersebut merupakan bagian dari total 225 saham yang turut memberatkan laju IHSG. Sementara ada 179 saham yang ditutup naik, dan sisanya tak mengalami pergerakan. Total saham yang diperdagangkan mencapai 9,14 miliar unit, dengan nilai Rp 7,25 triliun.

Adapun terkait kinerja positif indeks, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan bahwa IHSG hari ini naik terbatas. Hal ini lantaran perang dagang antara  Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tak kunjung berakhir.

"Kemudian, rilis data GDP Singapura secara bulanan (month to month) yang terkontraksi dalam sebesar 41,2%. Ditambah surplus perdagangan Tiongkok sedang mengalami penurunan kinerja,” katanya kepada Katadata.co.id.

Sementara, Analis Indo Premier Indonesia Sekuritas Mino, mengatakan menguatnya IHSG disebabkan oleh beberapa sentiment positif baik dari internal maupun eksternal. Dari luar negeri, penemuan vaksin virus corona oleh Pfizer dan BioNtech dan siap diproduksi masal pada akhir tahun menjadi sinyal positif bagi pasar.

(Baca: Harga Saham Emiten Grup Sinarmas Rontok Digoyang Isu Rebutan Warisan)

Sedangkan dari dalam negeri masih menebarkan sentimen negatif seiring jumlah kasus virus corona terus bertambah. “Kasus Covid-19 terus meningkat di dalam negeri. Ini mengerem penguatan lebih jauh,” katanya.

Meski hanya naik tipis, IHSG masih lebih baik dibandingkan bursa saham utama di kawasan Asia lainnya yang mayoritas terkoreksi. Seperti indeks Hang Seng Hong Kong yang memimpin koreksi bursa saham Asia sebesar 1,14%.

Kemudian indeks Nikkei 225 Jepang menyusul dengan penurunan 0,87%, diikuti indeks Shanghai Composite Tiongkok yang merosot 0,83% dan Straits Times Singapura minus 0,41%. Sedangkan Kospi Korea Selatan turun 0,11%.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...