Mengapa Harga Saham-saham Farmasi Anjlok hingga 34% dalam Sepekan?

Image title
20 Januari 2021, 14:43
IHSG DITUTUP MELEMAH
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Karyawan mengamati layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia.

Ia melihat, dalam beberapa bulan terakhir, harga saham farmasi mengalami kenaikan karena ada ekspektasi akan vaksinasi yang belum terjadi. Tapi, pelaku pasar menganggap remeh investasi di saham karena tidak diikuti dengan edukasi dan pengetahuan yang baik. Sehingga, banyak yang akhirnya mengalami kerugian saat berinvestasi di saham farmasi.

Nico menilai pandemi Covid-19 seharusnya bisa menguntungkan bagi bisnis perusahaan farmasi pada 2020. Namun, hal itu belum tampak pada laporan keuangan perusahaan per Triwulan III 2020. Sehingga, rilis laporan keuangan 2020, belum tentu menjadi sentimen positif bagi saham farmasi.

Seperti kinerja keuangan Kimia Farma per triwulan III 2020, dimana penjualan perusahaan mampu tumbuh 2,43% menjadi Rp 7,04 triliun. Namun, laba bersihnya justru mengalami penurunan hingga 11,08% menjadi Rp 37,19 miliar.

Begitu pula dengan kinerja Indofarma dengan capaian penjualan bersih perusahaan per triwulan III 2020 yang mampu tumbuh 28,4% menjadi Rp 749,25 miliar. Meski begitu, Indofarma masih mencatatkan rugi bersih senilai Rp 18,88 miliar, membaik dari periode sama tahun sebelumnya yang mengalami rugi Rp 34,84 miliar.

"Artinya, tidak serta merta dampak Covid-19 memberikan kebaikan kepada farmasi. Apakah itu semua benar bisa kasih kebaikan?" kata Nico.

Nico belum bisa memperkirakan penurunan harga saham farmasi terjadi hingga kapan. Ia pun belum bisa memperkirakan valuasi harga sahamnya yang sesuai dengan fundamentalnya karena menunggu rilis laporan keuangan 2020.

Analis Penyelia Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan penurunan harga saham farmasi memang wajar terjadi karena sebelumnya memang mengalami kenaikan signifikan. Karena kenaikan yang signifikan ini, membuat valuasi harga sahamnya tidak menarik lagi.

Agar valuasinya menarik dan sesuai dengan harga sahamnya, maka kinerja keuangan perusahaan harus juga bagus. "Pada akhirnya, emiten harus bisa menunjukkan kinerja keuangannya selaras dengan ekspektasi market," kata Janson kepada Katadata.co.id.

Meski begitu, ia menilai masih ada sentimen baik yang membayangi pergerakan harga saham sektor farmasi, yaitu distribusi vaksin Covid-19 yang baik. Ia melihat, saat ini distribusi vaksin masih jauh dari sempurna karena ada kendala logistik.

"Selama investor tidak melihat ada kendala logistik (mulai dari mata rantai pemasok dan fasilitas pendingin), there is huge upside untuk farmasi," kata Janson.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...