Harga Batu Bara Pecah Rekor, Indeks Saham Sektor Energi Melonjak 6,3%

Image title
28 September 2021, 13:18
Saham, Batu Bara, Bursa
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

"Saya melihat kenaikan saat ini tidak akan sama besar dan cepatnya laju kenaikan dari pertengahan Desember 2020 sampai US$ 178 per ton yang ada di market saat ini," ujar Singgih kepada Katadata.co.id, Kamis (9/9).

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESD Agung Pribadi mengatakan, kenaikan HBA dipengaruhi oleh permintaan dari Tiongkok yang tinggi. Peningkatan permintaan juga berasal dari Korea Selatan dan kawasan Eropa seiring dengan tingginya harga gas alam.

"Ini adalah angka yang cukup fenomenal dalam satu dekade terakhir," kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (7/9).

Perusahaan batu bara milik negara, Bukit Asam, menggenjot ekspornya hingga akhir tahun ini untuk menangkap momentum kenaikan harga. Apalagi perusahaan telah memenuhi komitmen pasokan pasar domestik (domestic market obligations/DMO) di paruh pertama tahun ini.

Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam, Fuad Iskandar Zulkarnain menyampaikan perusahaan tak akan melupakan komitmennya terhadap kebijakan batu bara untuk DMO.

"Fokus kami, apalagi momentum harga baik, kami dorong ekspor, dengan tidak melupakan komitmen ke pasar domestik hingga akhir tahun," katanya, Senin (6/9).

Hingga Juni 2021, porsi penjualan batu bara domestik Bukit Asam 63% dari total produksi 13,3 juta ton. Ini setara 8,4 juta ton atau sekitar 28% dari total target produksi tahun ini sebesar 30 juta ton. Artinya Bukit Asam telah memenuhi kewajiban DMO-nya dan dapat menggenjot ekspor di sisa tahun ini.

Meski demikian PTBA menargetkan porsi ekspor batu bara tahun ini hanya sebesar 47% dan sisanya 53% untuk pasar domestik. "Jadi secara bulan berjalan, masih ada sejumlah juta ton yang masih perlu kami kirim ke PLN termasuk domestik non-PLN," kata Fuad.

Produsen batu bara lainnya, Adaro Energy juga menyesuaikan produksi dengan perkembangan pasar. Head of Corporate Communication Adaro Febriati Nadira mengatakan, kegiatan operasi akan berjalan sesuai rencana dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan.

"Kami akan terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid," katanya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...