Hari Pertama IPO Mitratel di Bursa, Harga Saham Langsung Melorot 2,5%

Lavinda
Oleh Lavinda
22 November 2021, 10:39
Mitratel, IPO
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (5/8/2020).

Penjamin pelaksana emisi efek dan para penjamin emisi efek, menjamin secara kesanggupan penuh (full commitment) terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam IPO. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sementara, bertindak sebagai penjamin emisi efek di antaranya ada PT HSBC Sekuritas Indonesia, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.

Penjamin emisi efek lainnya adalah PT Danasakti Sekuritas Indonesia, PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Panin Sekuritas Tbk, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Valbury Sekuritas Indonesia, dan PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk.

Dengan IPO ini, pemegang saham mayoritas Mitratel, yaitu Telkom yang sebelumnya memiliki persentase 99,99% saham akan turun menjadi 70,06%. PT Metra Digital Investama yang sebelumnya memegang saham Mitratel sisanya atau 0,01%, persentasenya tinggal 0,0%.

Sementara itu, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki saham Mitratel akan memiliki 29,78% saham Mitratel. Sementara, pemegang saham dalam program ESA memiliki 0,03%. Pemegang saham dalam rangka program MESOP memiliki 0,13% saham Mitratel.

Masa penawaran umum dijadwalkan berlangsung pada 16-18 November, dan masa penjatahan pada 18 November.

Perseroan menjadwalkan distribusi saham secara elektronik terjadi pada 19 November, sedangkan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November. Sebanyak 90% dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal perusahaan.

Secara rinci dijelaskan, sebanyak 44% untuk belanja modal organik, yakni mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi. Ini mencakup berbagai pengeluaran terkait penguatan dan penambahan menara yang dimiliki perusahaan saat ini.

Selain itu, membangun menara baru, dan menambah site baru, termasuk biaya sewa lahan baru guna dibangun untuk pesanan build to suit berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia. Belanja modal organik juga digunakan untuk ekspansi teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara perusahaan, seperti layanan digital dan fiber.

Sementara itu, sebanyak 56% akan digunakan untuk belanja modal anorganik, yakni akuisisi portofolio menara di Indonesia, terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi di Indonesia.

Selain itu, akuisisi produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara perusahaan di Indonesia.

Sisanya, 10% dari dana IPO akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan perusahaan lainnya. Hal ini antara lain, untuk peningkatan sistem teknologi informasi perusahaan dan penerapan program pengembangan menara telekomunikasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...