Wall Street Masih Tertekan Akibat Krisis Bank yang Lebih Dalam

Patricia Yashinta Desy Abigail
5 Mei 2023, 09:11
wall street, krisis bank as
Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi New York Stock Exchange, Wall Street, New York, Amerika Serikat.

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, masih mengalami tekanan pada Kamis (4/5) waktu setempat. Tekanan tersebut dipengaruhi oleh saham sektor-sektor keuangan khususnya perbankan yang sahamnya mulai berjatuhan. 

Adapun dari 11 indeks sektor S&P 500, sembilan sektor alami penurunan. Pelemahan dipimpin oleh sektor keuangan turun 1,29%, diikuti oleh penurunan 1,26% pada layanan komunikasi. Indeks S&P 500 sendiri turun 0,72% menjadi 4.061,22 poin. Itu adalah penurunan sesi keempat berturut-turut, yang pertama sejak Februari.

Wall Street berakhir lebih rendah pada hari Kamis (4/5) waktu setempat setelah langkah PacWest untuk menggali opsi strategis yang memperdalam kekhawatiran tentang kesehatan pemberi pinjaman Amerika Serikat. Serta memukul saham bank regional serta JPMorgan Chase, Wells Fargo & Co dan saham utama lainnya.

Melansir Reuters, PacWest Bancorp anjlok 51% setelah mengonfirmasi sedang menjajaki opsi strategis, termasuk penjualan. Sementara, Western Alliance Bancorp anjlok hampir 39%, hingga perdagangan sahamnya dihentikan beberapa kali. Pada sesi terendahnya, saham Western Alliance turun lebih dari 60%.

Selain itu, ada Toronto-Dominion Bank Group Kanada membatalkan akuisisi First Horizon Corp senilai US$ 13,4 miliar, memicu penurunan 33% saham bank AS. Volume di bursa AS relatif besar dengan 12 miliar saham diperdagangkan dari rata-rata 10,5 miliar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Pada Minggu (30/4) lalu, regulator menyita First Republic Bank yang bermasalah dan JPMorgan Chase setuju untuk membeli sebagian besar asetnya. Hal ini menandai kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008.

Dengan investor yang semakin khawatir akan meluasnya krisis perbankan dan penurunan ekonomi, harga suku bunga berjangka AS sekarang menyiratkan para pedagang mengharapkan Federal Reserve AS untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Juli bank sentral, menurut Alat FedWatch CME Group.

The Fed pada hari Rabu (3/5) waktu setempat menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Ketua Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk mengatakan siklus kenaikan suku bunga telah berakhir karena inflasi tetap menjadi perhatian utama.

Data pada hari Kamis (4/5) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan yang menunjukkan bahwa pengangguran meningkat minggu lalu. Sebab pasar tenaga kerja secara bertahap melemah di tengah suku bunga yang lebih tinggi, yang mendinginkan permintaan dalam perekonomian.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...