Saham Alibaba Group Tumbang usai Lazada Umumkan PHK Karyawan
Selain itu, belakangan ini perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk menjalin kemitraan dengan TikTok, perusahaan sosial media asal Cina yang mengambil kendali dengan saham mayoritas 75,01% dalam perusahaan e-commerce Tokopedia. Melalui ByteDance, induk TikTok ini juga berkomitmen menyuntik investasi Tokopedia senilai US$ 1,5 miliar ke depannya pasca akuisisi. Pengembangan ini disebut sebagai respons TikTok atas larangan TikTok Shop beroperasi di Indonesia sebagai social commerce pada Oktober lalu.
“Industri e-commerce di Asia Tenggara dinamis dan penuh persaingan, dengan perusahaan-perusahaan melakukan penyesuaian strategi dan membentuk kemitraan untuk menavigasi lanskap yang terus berkembang,” tulis CNBC.
Sebagaimana diketahui, Alibaba merupakan perusahaan raksasa Cina yang bergerak di bisnis e-commerce, ritel, internet, kecerdasan buatan, dan teknologi mengakuisisi saham mayoritas Lazada pada 2016 lalu. Dikutip dari Dao Insights, kala itu, Alibaba Group menggelontorkan dana senilai 500 juta US$ dan saham tambahan 500 juta US$. Alibaba kemudian meningkatkan kepemilikannya dari 50% menjadi 83% pada tahun 2017 dan tidak mengalami perubahan sampai 2022.
Namun, pada tahun 2023, Alibaba kembali menyuntikkan modal Lazada senilai US$ 470 juta pada April dan dilanjutkan dengan kucuran US$ 845 juta pada Juli untuk menghadapi ketatnya persaingan dengan kompetitornya.
Investasi Alibaba di Lazada bertujuan memberi akses yang lebih besar ke pasar Asia Tenggara melalui kehadirannya di negara-negara seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Lazada beroperasi di bawah Alibaba International Digital Commerce Group. Sebelum diakuisisi, perusahaan ini sebelumnya didirikan oleh Rocket Internet 2012 silam.