Valuasi Saham di Bursa Cina dan Hong Kong sudah Tergerus US$6 Triliun

Hari Widowati
24 Januari 2024, 16:16
Ilustrasi bursa saham Cina.
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Selama tiga tahun terakhir, valuasi saham-saham di Bursa Cina dan Hong Kong telah terhapus sekitar US$6 triliun, setara dengan dua kali lipat output ekonomi tahunan Inggris.

Secara khusus, dukungan pemerintah yang efektif untuk menopang para pengembang properti yang gagal dan untuk merangsang permintaan akan perumahan diperlukan untuk menyelesaikan krisis real estat saat ini. Krisis di sektor real estat ini merupakan inti dari banyak masalah ekonomi Tiongkok.

Para investor juga prihatin dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang membayangi masa depan Cina. "Komitmen Beijing untuk melakukan reformasi telah dipertanyakan," kata analis Goldman Sachs.

Mereka menambahkan bahwa kekhawatiran ini dipicu oleh tindakan keras Beijing terhadap perusahaan-perusahaan teknologi raksasa dengan penekanan pada keamanan nasional, dan meningkatnya dominasi sektor negara di industri-industri utama. "Ketidakpastian kebijakan ini telah mengurangi minat investasi."

Selain itu, ketegangan AS-Cina telah memaksa para investor AS untuk "secara signifikan" mengurangi eksposur dan kepemilikan mereka pada saham-saham di negara Xi Jinping itu.

Apa yang Dilakukan Pemerintah Cina terhadap Kejatuhan Pasar Saham Ini?

Menurut Xinhua, Perdana Menteri Li dalam rapat kabinet Senin lalu telah bersumpah untuk mengambil tindakan untuk mendorong pasar saham dan meningkatkan likuiditas. Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai tindakan-tindakan apa saja yang akan diambil.

Namun, pada hari yang sama, Reuters menyebut bank-bank besar milik negara bergerak untuk mendukung yuan, untuk mencegah mata uang ini jatuh lebih dalam karena terseret kejatuhan saham-saham di bursa. 

Sebuah laporan Bloomberg mengatakan bahwa pemerintah Cina sedang mempertimbangkan untuk melakukan intervensi secara lebih langsung dengan memobilisasi sekitar 2 triliun yuan (US$282 miliar) sebagai bagian dari dana stabilisasi pasar saham. Langkah ini terutama dilakukan dengan menggunakan akun-akun di luar negeri dari perusahaan-perusahaan BUMN Cina.

Bloomberg juga melaporkan bahwa dana ini akan membeli saham-saham yang terdaftar di daratan Tiongkok melalui bursa saham Hong Kong. Pemerintah juga telah mengalokasikan setidaknya 300 miliar yuan ($42 miliar) dana lokal untuk berinvestasi di saham-saham yang ada di bursa Cina dan Hong Kong.

"Jika rumor ini terbukti benar, program pembelian aset dapat menghasilkan arus pembelian [yuan] dalam jumlah yang signifikan," ujar Ken Cheung, Kepala Strategi FX Asia untuk Mizuho Bank.

Ia juga percaya bahwa PBOC memutuskan untuk tidak memangkas suku bunga untuk mencegah yuan terdepresiasi lebih lanjut.

Laporan Bloomberg  itu cukup untuk menahan penurunan lebih lanjut pada hari Selasa. Indeks Hang Seng ditutup menguat 2,6% sedangkan Shanghai Composite naik 0,5%.

Apa Itu Saham
Ilustrasi Saham (Pexels)

Publik Minta Pemerintah Turun Tangan

Penurunan pasar saham telah memicu kemarahan publik di media sosial Cina. Banyak orang meminta regulator untuk mengambil langkah-langkah efektif untuk membendung penurunan.

Menurut data resmi, lebih dari 220 juta orang berinvestasi di pasar saham Cina. Orang-orang tersebut menyumbang 99% dari total basis investor.

Topik-topik yang berkaitan dengan "kejatuhan pasar" dan "penyelamatan pasar saham Tiongkok" menjadi tren di Weibo pada Selasa (24/1).

Bahkan, para influencer terkemuka yang biasanya tidak mengeluarkan pernyataan resmi pun mendesak Beijing untuk segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan para investor kecil. "Saya sedih dengan performa pasar saham hari ini," Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi surat kabar pemerintah Global Times, menulis di Weibo pada hari Senin.

Menurutnya, dampak dari penurunan pasar saham yang terus-menerus telah melampaui pasar modal, dan memiliki dampak negatif pada kepercayaan pada keseluruhan ekonomi dan kepercayaan sosial yang komprehensif. "Saya pribadi percaya bahwa ini adalah masalah mendesak yang perlu ditangani untuk mencegah risiko keuangan dan meningkatkan kepercayaan sosial," ujarnya.

Hu mengatakan bahwa ia telah mengalami kerugian total lebih dari 70.000 yuan (US$9.857 atau sekitar Rp 155 juta) sejak ia mulai berinvestasi di pasar saham pada bulan Juni lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...