BI: Penurunan GWM Tambah Likuiditas Bank Rp 26 Triliun

Agatha Olivia Victoria
21 November 2019, 20:28
Petugas penukaran mata uang merapihkan uang yang hendak ditukar dengan mata uang asing di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta. Berdasarkan data Bank Indonesia, kurs tengah rupiah dipatok pada level Rp11.722 per dolar AS, melemah 0,14% dibandingkan
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Penurunan GWM sebesar 0,5% diperkirakan menambah likuiditas bank sebesar Rp 26 triliun.

Selain itu, aktivitas impor bahan modal dan bahan baku juga menurun. Di sisi lain, pembiayaan pasar modal dan utang luar negeri yang masih tumbuh namun tak sekuat tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan data BI, pertumbuhan kredit pada September tercatat sebesar 7,89%, melambat dibanding bulan sebelumnya 8,59%. Sementara sepanjang tahun ini, pertumbuhan kredit diproyeksi sekitar 8%.  

 (Baca: Ancaman Likuiditas Perbankan di Tengah Penurunan Suku Bunga Acuan)

Menurut Perry, likuiditas perbankan secara keseluruhan masih cukup. Namun, terdapat kesenjangan likuiditas antara bank besar dan bank kecil.  

"Penurunan GWM diharapkan dapat membantu bank yang masih punya kemampuan penyaluran kredit, tetapi likuiditasnya terbatas," jelas dia. 

Rasio GWM baru sebesar 5,5% pada bank umum  dan 4% pada bank syariah berlaku awal tahun untuk membantu likuiditas bank yang ketat di awal tahun. "Kuartal I umumnya ekspansi fiskal masih rendah dan ada penarikan pajak," jelas dia. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...