Laba BRI Tergerus Cadangan Kerugian, Rasio Kredit Seret Korporasi 10%
Atas NPL tersebut, BRI mengalokasikan pencadangan sebesar Rp 40,3 triliun, naik dari posisi sama tahun lalu Rp 34,6 triliun. "Beberapa sektor industri yang kira-kira kami nilai ada menghadapi masalah di industrinya memang kami tetapkan sebagai NPL," kata Sunarso.
(Baca: Sasar UMKM, Dirut Baru Beberkan Rencana BRI Miliki Fintech)
Industri yang menurut Sunarso tengah mengalami masalah yaitu industri semen dan tekstil. BRI melakukan pencadangan 100% untuk kredit-kredit yang disalurkan ke industri tersebut sebagai manajemen risiko sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Bila nanti restrukturisasi berhasil dan risiko tersebut tidak terjadi 100%, maka itu akan memperkuat laba kami di waktu-waktu mendatang," kata dia.
Hingga akhir September 2019, BRI secara konsolidasian telah menyalurkan kredit sebesar Rp 903,14 triliun, tumbuh 11,65% secara tahunan. Mayoritas kredit untuk segmen UMKM yaitu Rp 700,8 triliun alias 77,6% dari total kredit. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 959,2 triliun, tumbuh 9,91% secara tahunan.