Mayoritas Laba Bersih Bank BUMN Tumbuh di Bawah 10%
(Baca: Kredit Tembus 2 Digit, Laba Bersih Bank Mandiri Capai Rp 13,5 Triliun)
Salah satu penyebab turunnya laba bersih Himbara adalah meningkatnya beban bunga masing-masing bank. Hal ini sejalan dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuannya, BI 7 Day (Reverse) Repo Rate secara bertahap sejak tahun lalu.
Pada awal 2018, suku bunga acuan BI hanya 4,25%. Secara bertahap, regulator menaikkan BI 7 Day (Reverse) Repo Rate menjadi 6% per akhir Semester I 2019.
Sepanjang enam bulan pertama 2019, BTN mengantongi pendapatan bunga Rp 12,78 triliun. Capaian itu tumbuh 19,8% yoy. Namun, beban bunga mereka juga naik 36,3%yoy menjadi Rp 8,15 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersihnya turun 1,3% menjadi Rp 4,62 triliun.
BNI, mengantongi pendapatan bunga senilai Rp 28,59 triliun pada semester I 2019, tumbuh 9,3% secara yoy. Namun beban bunga mereka tumbuh 26,2% menjadi Rp 10,49 triliun secara yoy, sehingga pendapatan bunga bersih mereka hanya tumbuh 0,9% menjadi Rp 17,61 triliun pada semester I 2019.
Kondisi serupa dialami BRI. Pada semester lalu, mereka mengantongi pendapatan bunga Rp 60,02 triliun atau tumbuh 11,8% yoy. Namun, beban bunganya naik 30,5% yoy menjadi Rp 20,10 triliun. Hal itu membuat pendapatan bunga bersihnya hanya meningkat 4,3% menjadi Rp 39,92 triliun per Juni 2019.
Begitu pun dengan Bank Mandiri. Pada semester I 2019, bank ini mengantongi pendapatan bunga Rp 42,75 triliun atau tumbuh 14,8% yoy. Tapi, beban bunga mereka naik 27,6% yoy menjadi Rp 15,64 triliun. Pendapatan bunga bersihnya pun meningkat 8,94% menjadi Rp 28,84 triliun.
(Baca: Kondisi Ekonomi Masih Menantang, BTN Turunkan Target Semester II 2019)