Intervensi BI Tak Mempan, Bunga Acuan Diprediksi Naik Lagi

Hari Widowati
5 September 2018, 07:00
dolar 1.jpg
KATADATA/ Arief Kamaludin

Faktor Ketidakpastian

Direktur Pasar Modal sekaligus Kepala Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim mengatakan, sejak awal tahun ini faktor ketidakpastian terus meningkat. Investor pun mengukur kembali risiko yang dihadapi portofolio investasinya. Kebijakan perdagangan yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump mengguncang perekonomian dunia. "Kami perkirakan turbulensi ini akan berlanjut hingga pemilihan tengah periode anggota Kongres AS pada 6 November 2018," kata Taye dalam riset berjudul "Don't Fight The Current" yang dirilis belum lama ini.

Fundamental ekonomi Indonesia saat ini dinilai jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun terakhir. Sayangnya, kondisi ini tidak bisa menahan arus keluar modal asing. Ketidakpastian yang muncul menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung 17 April 2019 turut membebani pertimbangan para investor. Mirae mempertahankan rekomendasi underweight terhadap saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam kondisi seperti ini, saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar lebih menarik dibandingkan dengan saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil.

Taye mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018/2019 di angka 5,2% dan 5,3%. Mirae menyesuaikan proyeksi nilai tukar terhadap dolar AS dan suku bunga acuan. Pada 2018, rupiah diprediksi akan ditransaksikan di level Rp 14.200 per dolar AS dengan suku bunga acuan mencapai 6% sedangkan pada 2019 rupiah akan ditransaksikan di level Rp 14.330 per dolar AS dengan suku bunga acuan 7DRR di level 6,5%.

(Baca: Menanti Reaksi Obat Penguat Rupiah Racikan Pemerintah)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...