Konsolidasi Perbankan, Modal Makin Kuat dan Perusahaan Ramping

Dini Hariyanti
7 Agustus 2018, 08:21
Jokowi Bertemu Perbankan
www.setkab.go.id
Presiden Jokowi memberikan arahan saat bertemu pimpinan industri perbankan nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3)

“Konsolidasi dapat memperkuat permodalan. Ini mendukung perkembangan bisnis perbankan sehingga dapat meningkatkan daya saing dan berkontribusi lebih kepada perkonomian nasional,” katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (7/8).

Kepercayaan diri bahwa merger bisa bikin penyaluran kredit lebih deras datang dari Bank Bukopin. Ditanya soal strategi bisnis ke depan pascakehadiran KB Kookmin Bank, Direktur Bank Bukopin Rivan Purwanto menyatakan, kredit di segmen ritel dan konsumer tetap menjadi prioritas perseroan.

“Kami tetap fokus di ritail dan konsumer. Ritail dengan membidik segmen unggulan sesuai kondisi di masing-masing daerah. Kalau bisnis konsumer ya KPR, KPM melalui Bukopin Finance, serta kredit pensiun,” ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id secara terpisah.

 Sampai dengan medio tahun ini, BBKP merealisasikan penyaluran kredit senilai Rp66,8 triliun atau turun 8,36% (year on year). Tapi, perseroan tetap meraup pertumbuhan cuan sebelum pajak hingga 25% (yoy) menjadi Rp302 miliar. Ini berkat kenaikan pendapatan komisi dan bunga bersih disertai turunnya biaya operasional.

Rasa optimistis akan peningkatan kinerja bisnis juga dirasakan BTPN sejalan dengan aksi merger dengan SMBCI. Info saja nih ya, merujuk kepada neraca per 31 Mei 2018 maka bank hasil penggabungan diproyeksikan mengantongi aset Rp179 triliun. Artinya, BTPN bakal menjadi satu dari sepuluh bank dengan aset terbesar di Indonesia.

 (Baca juga: BTPN - SMBCI Merger, Jumlah Bank Besar di Indonesia Bertambah)

Direktur Utama BTPN Jerry Eng menyatakan, publikasi resmi yang dirilis perusahaan menandai dimulainya proses penggabungan tersebut. “Penggabungan ini akan melahirkan bank baru yang lebih besar dan kuat, sehingga dapat lebih berperan memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan,” tulisnya.

Sampai dengan medio tahun ini, BTPN memiliki aset Rp99,9 triliun. Total kredit yang telah disalurkan perseroan mencapai Rp67,8 triliun dengan pendanaan senilai Rp80,3 triliun. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio / CAR) tercatat 24,1%, sedangkan laba bersih sejumlah Rp1,09 triliun.

Per akhir Mei 2018, SMBCI mengantongi aset sejumlah Rp85,2 triliun. Total kredit yang disalurkan mencapai Rp64,2 triliun. Adapun, profit bersih yang diraup sepanjang Januari - Mei 2018 tercatat Rp360,7 miliar.

Penggabungan BTPN dan SMBCI tentu ikut mengubah jajaran manajemen. Wakil Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana disebut-sebut akan menggantikan posisi Jerry Ng (direktur utama) yang masa jabatannya habis pada tahun depan.

Aksi konsolidasi, semisal penggabungan usaha, yang dilakukan perbankan ini mirip orang diet. Alih-alih ramping dijadikan motivasi utama, sebetulnya aspek ini hanya menjadi bonus. Tujuan utamanya ya supaya sehat. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...